
Rabu 23 Maret 2011
Pagi-pagi saya kaget bukan kepalang. Saya niat bangun pagi tapi mata kanan saya tidak bisa membuka. Waa panik!!! Saya kucek-kucek mata saya. Buset dah saya tahu penyebabnya, banyak sekali kotoran mata yang telah mengeras dan membuat kelopak mata saya tidak bisa membuka. Huhuhuh. Setelah berusaha keras dan membasahi dengan air akhirnya bisa terbuka juga. Namun saya merasa ada yang lebih aneh dengan mata kanan saya, lebih berair dari biasanya dan juga lebih merah. Teman-teman kontrakan saya mulai panik dan curiga dengan belekan saya ini dengan memberikan asumsi-asumsi macam-macam yang makin bikin saya jiperr. Bahkan mereka terus mendesak saya untuk segera periksa ke dokter mata di Kota Semarang. Duh ngebayangin saja sudah males.
Saya pun sms dan cerita kondisi mata saya kepada kedua orang tua saya dan sahabat saya Olin. Mereka sepakat untuk menyuruh segera pulang ke Salatiga untuk diperiksakan di dokter mata di Salatiga.
Setelah mengikuti kuliah di hari itu, tekad saya sudah bulat. Hari itu juga saya sudah harus ada di Salatiga, toh lebih enak sakit di rumah sendiri daripada sakit di perantauan kan?
Tapi sayangnya cuaca tidak mendukung saya saat itu. Sepanjang perjalanan seperti main tebak-tebakan buah manggis. Sebentar hujan, sebentar terang benderang. Grrr. Namun cuaca begitu doang mah tidak menghentikan niat saya untuk pulang ke rumah.
Walau konsekuensinya, begitu saya melihat cerminan saya di kaca. Lengkaplah sudah. Mata kiri saya juga menjadi merah menyala. Siallllllllllllllllllll!!!!!
Rabu kemarin, belum jadi periksa karena kedua orang tua saya ada keperluan mendadak,
kedua mata saya memerah, dan saya terus menggunakan obat tetes mata berharap esok hari sudah mereda belekan saya.