Pages

Wednesday, February 26, 2014

Keriuhan JB Di Minggu Pagi: Menyambangi Flea Market Jalanan Ala Kota Salatiga



Salah satu aktivitas yang pantas dilakukan jika tengah berada di Kota Salatiga, menurut saya adalah mengunjungi flea market alias pasar tumpah atau pasar dadakan di Jalan Lingkar Salatiga atau JB (baca: Je-Be, Jalan Baru). Flea market ini hanya ada setiap Hari Minggu dan biasanya hanya terjadi selama beberapa jam saja yakni dari sekitar jam 6 pagi sampai jam 11 siang. Ratusan masyarakat bakalan memadati dua ruas sepanjang 700 meter-an yang menjadi bagian dari Jalan Lingkar Salatiga, baik para penjual yang sibuk menjajakan dagangan mereka maupun pengunjung yang sibuk menawar atau sekedar melihat-lihat.


Hari Minggu kemarin saya berkesempatan mengunjungi pasar dadakan ini. Pagi itu, saya tengah menikmati pemandangan pagi nan kelam dari teras rumah ketika kedua orang tua saya terlihat hendak pergi keluar. Saat saya tanya, mereka mau ke Jalan Baru karena mama saya hendak membeli sejumlah bibit tanaman untuk menghiasi taman kecil di halaman rumah. Saya dan adik akhirnya tertarik untuk ikut serta daripada hanya berdiam diri terus di rumah sebab langit tampak kelabu.

Jarak antara rumah saya dengan lokasi flea market ini bisa dibilang dekat, mungkin hanya butuh waktu kurang dari 10 menit dengan menggunakan motor. Setelah menemukan tempat parkir yang kosong, kami semua memutuskan untuk berjalan kaki dalam mengelilingi pasar dadakan agar lebih puas. Berbagai komoditas bisa dengan mudah kami temukan pagi itu. Ada yang menjual berbagai macam pakaian dan aksesorisnya, peralatan rumah tangga, otomotif dan aksesorisnya, mebel, tanaman, makanan, minuman bahkan berbagai jenis hewan peliharaan juga diperdagangkan. Banyak anak kecil yang tampak asyik bermain di aneka permainan anak semacam odong-odong dan mandi bola.

Langkah mama saya langsung tertuju mencari penjual tanaman langganannya. Seorang ibu penjual berusia 40-an disertai sang suami terlihat tengah asyik menjelaskan jenis tanaman yang ditunjuk-tunjuk oleh para calon pembelinya. Kedatangan kami, membuatnya sejenak berhenti berbicara untuk sekedar melontarkan senyum. Tak lama kemudian, kedua orang tua saya telah nampak asyik di dunia mereka sendiri-dunia para pencinta tanaman. Saya mengedarkan pandangan ke sekeliling, meski mendung sekalipun pasar dadakan ini masih tetap ramai seperti biasanya. Sesekali saya terkejut mendengar klakson motor maupun mobil yang melintas tepat di sebelah saya. Saya hampir saja lupa kalau ini adalah jalan yang telah disulap menjadi pusat keramaian oleh masyarakat.





Seusai beberapa jenis tanaman telah didapatkan, kami kembali berjalan menyusuri jalan. Seorang bapak pedagang gorengan membuat langkah kami terhenti sejenak. Bak seorang chef, tangan si bapak terlihat begitu terampil dan cepat mengocok adonan, memasukkan bahan, dan menggoreng. Beberapa mendoan panas seukuran telapak tangan nampak menggoda iman, takut diborong oleh pembeli lain, papa langsung menyodorkan selembar uang sepuluh ribuan kepada anak perempuan si bapak yang bertugas melayani para pembeli. 10 buah mendoan pun berpindah tangan.



Tak disangka, butiran hujan mulai turun dan membuat suasana menjadi agak kacau. Beberapa penjual terlihat terburu-buru mengemasi barang dagangan mereka-takut rusak kalau terkena air. Ada pula yang hanya sekedar menutupi dagangan mereka dengan kain terpal agar terhindar dari air hujan. Para pengunjung juga mulai kocar-kacir, ada yang mencari tempat berteduh, ada juga yang segera berjalan menuju tempat parkir untuk mengambil kendaraan mereka. Di tengah-tengah kekacauan itu, mama saya masih sempat berhenti untuk membeli semier-sejenis kerupuk tradisional yang terbuat dari ketela seharga lima ribu rupiah per bungkusnya.

Kerupuk Semier


Hujan gerimislah yang akhirnya membuat petualangan kami hari itu harus berakhir, padahal sebenarnya masih banyak sekali yang ingin kami lihat dari flea market jalanan ala Kota Salatiga ini. Kami pasti akan kembali lagi, mungkin minggu selanjutnya, atau mungkin minggu manakala langit tak semuram ini sedari pagi. Sedikit harapan saya haturkan kepada para pedagang, terima kasih telah memberi warna di kota ini, lebih berterima kasih lagi kalau tak ada sampah yang kalian tinggalkan selepas menyulap jalanan sunyi di pagi hari. Tolong bawa kembali sampah kalian, bisa? :)

TIPS
Baiklah, kalau mungkin ada wisatawan yang berminat menyambangi pasar dadakan di Jalan Lingkar Salatiga, saya ada beberapa tips kalian:
1. Perlu diingat pasar dadakan ini hanya ada setiap Hari Minggu, sekitar pukul 6 pagi sampai 11 siang. Selebihnya, jalan akan kembali berfungsi dengan normal. Di hari-hari biasa, ada beberapa penjual makanan di pinggir-pinggir jalan meski tidak seramai ketika Hari Minggu tiba. Oh, pemandangan di sekitar JLS lumayan bikin tenang pikiran. Deretan gunung-gunung berdiri di ujung pandangan mata, dan akan lebih mempesona ketika senja hendak tiba.
2. Transportasi yang bisa digunakan untuk menuju kesana: 1. Naik angkota dengan nomer trayek 01 dari depan Bundaran Tamansari dan minta turun di perempatan JB, 2. Naik isuzu (sejenis mobil elf) tujuan Muncul-Banyubiru dan minta turun di perempatan JB, 3. Pakai taxi atau ojek yang bisa dijumpai dengan mudah di berbagai sudut kota dan bilang saja hendak ke JB.
3. Mayoritas barang-barang yang diperdagangkan masih bisa untuk ditawar. Jadi, jangan pernah ragu untuk menawar. Perhatikan pula, kualitas dan kondisi barangnya dengan cermat.
4. Hati-hati. Ingat ini sejatinya adalah jalan raya yang disulap menjadi pasar dadakan jadi jangan heran atau kaget ketika mendengar suara klakson dari kendaraan-kendaraan di sebelah anda, kalau motor masih mending lah ya, kalau truk tangki? :p
5. Jaga lingkungan dengan membawa kembali sampah yang anda hasilkan. Jangan biarkan sampah mengganggu kenyamanan para pengguna jalan lingkar yang sesungguhnya. :)

Happy shopping dan salam kupu-kupu. ^^d

No comments:

Post a Comment