Coulrophobia, nama yang keren bukan?
Tapi bagi saya itu tidak keren sama sekali. Tahukah anda apa itu coulrophobia?
Ya, Coulrophobia adalah ketakutan yang sangat berlebih dari seseorang akan sesuatu makhluk yang disebut dengan...BADUT. Hahah, silahkan tertawa sepuasnya. Bagaimana bisa makhluk yang dianggap oleh berjuta-juta umat di dunia sebagai makhluk nan lucu dan menggemaskan namun bagi para coulrophobian (pengidap coulrophobia-red) adalah makhluk paling mengerikan di seantero jagat raya!!
Well, sebelumnya masukkan nama saya dahulu dalam daftar para coulrophobian.
Silahkan kalian anggap saya ini aneh.
Tapi bagi saya kalianlah yang aneh. Bagaimana kalian bisa menyukai melihat para...umm...b-a-d-u-t??
Oke, saya apresiasi mereka sebagai seorang entertainer sejati yang bisa menghibur siapa saja dengan tingkah polah mereka yang bagi para penikmatnya mungkin unyu-unyu beud. Tapi please deh, menurut saya kostum mereka tidak cocok sama sekali dengan niat baik mereka untuk menghibur para penonton. Kenapa mereka tidak memakai kostum para tokoh kartun? Saya yakin itu lebih lucu, dibandingkan kostum mereka yang ngeri banget. Mickey Mouse itu lucu. Timmy Shaun The Sheep juga lucu. Poo Kungfu Panda apalagi. Kalau Badut? BIG NO NO. Saya tidak bisa menemukan mana lucu-lucunya dari kostum mereka. Saya benci kepalsuan dari kostum mereka. Bentuk tubuh mereka palsu, riasan muka mereka juga palsu, semuanya palsuu. Argh, pokoknya saya benci mereka.
Mungkin kebencian plus ketakutan saya akan badut setipe dengan ketakutan Harry Potter dan kawan-kawan akan dementor dan dia-yang-namanya-tak-boleh-disebut, atau mungkin setipe pula dengan ketakutan Melinda Dee dengan jarum yang dikhawatirkan akan meletuskan "aset"-nya yang berharga (plakk). Apapun itu intinya saya takut. Beneran, gak pakai bohong.
Seingat saya, kebencian saya akan badut yang kemudian diikuti dengan ketakutan yang berlebih terhadapnya diawali dengan kenangan buruk saya dengan makhluk jadi-jadian tersebut di masa kanak-kanak saya (iye, saya pernah anak-anak kok bukan langsung keluar segede gaban gini). Ceritanya, waktu itu saya masih duduk di bangku SD dan pada saat itu seluruh siswa SD kami mendapatkan kesempatan datang gratis di launching salah satu produk susu di kota kami. Acaranya sih seru sebenarnya, banyak hiburannya pula. Namun, acara nan seru tersebut berubah menjadi malapetaka bagi saya manakala ada empat makhluk jadi-jadian tersebut beraksi di atas panggung. Saya yang pada saat itu berada di samping depan panggung mulai merasa sedikit ketakutan. Entah darimana perasaan itu muncul. Puncaknya, adalah manakala keempat badut tersebut berniat mengajak beberapa penonton yang beruntung (atau sial lebih tepatnya...) untuk menari bersama mereka di atas panggung. Saya ingat, salah satu badut yang menurut saya dandanannya paling seram di antara keempat badut tersebut menatap saya lama sekali dari atas panggung dengan tatapan yang ngeri-ngeri sedap. Saya mulai curiga, jangan-jangan dia berniat menjadikan saya partner berdansa di atas panggung. Nooo!! Benar saja, manakala keempat badut itu turun dari panggung dan mencari mangsa, si mas badut yang super seram ini langsung lari ke arah kerumunan saya dan teman-teman saya. Spontan, saya langsung lari keluar ruangan tersebut sambil berharap semoga bukan saya yang dia incar. Sialnya, saat saya menengok ke belakang sambil berlari ternyata dia mengejar saya sampai luar. Gilaaaaa!! Saya pengin nangis beneran waktu itu tapi semuanya berhasil saya tahan karena nyawa saya lebih berharga daripada tangisan air mata saya.
Alhamdulillah-nya saya berhasil selamat setelah menyamar menjadi pembaca di salah satu stand toko buku di luar dan setelah itu saya langsung ngambek, ANGKAT KAKI DARI ACARA TERSEBUT. Sorry Pak Panitia, salah anda sih pakai acara ada badutnya segala, anda jadi kehilangan tamu penting nan menjanjikan dan berkharisma kan? muekekek. ^^v
Semenjak itulah saya menjadi benci dan takut setengah mati dengan makhluk yang bernama badut ini. Menatap foto atau gambarnya saja saya ngeri apalagi ketemu langsung. Diajak lihat sirkus, tiap ada badutnya saya pasti langsung menutup mata. Tiap kali adik kecil saya yang polos biadab menyalakan CD kompilasi lagu-lagu ulang tahun yang pasti ada badutnya saya pasti langsung lari masuk ke kamar atau langsung mencabut kabel tv dengan paksa. Bawaannya itu langsung dagdigdug setengah mati, lutut lemass bukan main dan kalau sudah parah pasti bawaannya pengin nangis atau pura-pura mati sekalian macam ular susu ketemu predator. Heheh.
Terima kasih Ya Allah, Kau menciptakan lagi makhluk yang keseremannya setipe dengan badut. Lebih ngeri malah kalau menurut saya. Ada yang tahu sama pengamen yang suka pakai baju badut kemudian pakai topeng wajah yang jahatnya minta ampun? Duh, kalau yang belum pernah ketemu, bersyukurlah, karena itu makhluk mengamen dengan cara yang biadab. Sebut saja makhluk ini pengamen badut. Saya lebih benci sama makhluk ini karena makhluk ini pernah mempermalukan saya di tempat keramaian bung!
Ceritanya (lagi-lagi) saat itu mungkin pertama kali kemunculan makhluk ini setelah berabad-abad bertapa dan bersembunyi di dalam kawah Candradimuka. Cieehh. Nah, saya yang saat itu sedang dalam perjalanan pulang ke rumah dengan polosnya berjalan kaki santai tanpa mengetahui bahwa sebentar lagi akan menjadi hari paling tak terlupakan seumur hidup!
Oh ya pada saat itu saya duduk di bangku kelas 2 SMA. Waktu itu saya jalan kaki sambil maenan handphone. Entah waktu itu saya sedang sms-an, mainan game, atau chatting mig 33 (wkwkw jadi keinget...) yang pasti mungkin saat itu saya sedang imbisil-imbisilnya. Saya sampai apatis dengan keadaan di sekitar saya termasuk musik dangdut yang mengalun dengan keras dari arah depan saya. Mata saya masih tertunduk menatap handphone di tangan saya hingga tiba-tiba saya menabrak orang di depan saya.
Bukk...Saya langsung spontan mengangkat muka dan hendak meminta maaf, belum sempat saya berujar meminta maaf, mulut saya seperti tercekat, hati ini berdebar-debar dengan keras, pasalnya di depan saya persis sudah ada dua pengamen badut. Tidak ada jarak sama sekali karena yang saya tabrak tadi ya salah satu dari kedua pengamen badut itu. Langsung, semua ingatan buruk masa SD saya dengan makhluk bernama badut berputar-putar di kepala saya. Saya takut, benar-benar takut. Mau lari, sudah tidak bisa lari karena lutut saya keburu lemas. Dan akhirnya tanpa saya sadari dan inginkan saya sudah terduduk di trotoar sambil menangis...ya...menangis!! Bayangkan saudara-saudara, seorang siswa SMA menangis sesungukan di jalan karena bertemu dengan badut.
Catat: Saya cowok tulen, badan segede gaban, dan umur saya sudah hampir 17 tahun pada saat itu.
Sialnya lagi, kedua pengamen badut itu bukannya segera pergi namun malah menari-nari di depan saya dan juga TKP nya adalah pemberhentian bus yang ramai dengan calon penumpang yang bukannya menolong saya tapi malah tertawa lepas.
Pada saat itu, tiba-tiba entah dari mana datangnya ada seorang mas-mas nan baik hati yang mengertak kedua pengamen badut sialan tersebut. Argh saya lupa yang pasti kedua pengamen badut tadi dimarahi habis-habisan sama mas nan baik hati tersebut. Intinya sih semacam makian : " sudah tahu ni anak godzilla takut sama kalian berdua eh masih kalian takut-takutin, kalian mau tanggungjawab kalau ada apa-apa??" dengan nada yang keren banget macam artis-artis sinetron legenda di Indosiar. Buahahah. Kedua pengamen badut itupun menyingkir, dan si mas nan baik hati membantu saya berdiri. Dan dia dengan baik hatinya, menawarkan untuk mengantarkan saya pulang dengan motor bebeknya. Saya mah langsung mengiyakan saja, karena sungguh saya malunya satu juta kuadrat! Baru kali ini saya dinodai semacam ini dan dijadikan tontonan gratis bagi semua orang! (eh?)
Bodohnya saya, sudah ditolongin, diantar pulang sampai ke rumah pula, eh sepertinya saya tidak mengucapkan terima kasih dengan benar dan tanya siapa nama mas nan baik hati itu. Ah maafkan saya mas, melalui tulisan ini saya mau berterima kasih dari lubuk hati yang paling dalam karena anda telah menyelamatkan saya dari makhluk-makhluk jahat tersebut. Heheh berasa di dongeng-dongeng. :p
Begitulah, hingga saat ini saya benar-benar takut dengan badut dan pengamen badut. Sebenarnya sih masih banyak cerita saya tentang pertemuan saya dengan makhluk jadi-jadian tersebut. Jujur saya memaklumi usaha mereka untuk menghibur orang dan mencari uang, saya sih oke-oke saja selama mereka tidak menampakkan diri di depan muka saya. Heheh. So get off my way you clown!!
I'm scared...scared to death with them....
Salam Kupu-Kupu.
Sumber Gambar: blogtipswriter.com
bahahahhaahha lucuuuu lcuuuu
ReplyDeletekok aku baru tahu sih kamu wedi sama
B-A-D-U-T
wkwkwkkww ngakak sepanjang malam
wah, terus kalo takut sama yang namanya coro kuwi opo mas ?
ReplyDelete--'
ReplyDeleteternyata setelah kita berteman selama ini, kau belum mengerti aku luar dalam. #plak
hohoh
@Dody: Hahah siapa coba yang takut sama coro? Kl istilahnya sih katsaridaphobia. Tapi aku ndak takut berlebihan kok sama coro. cuma jijik. :p
ReplyDeletewaktu kecil gw bisa ampe nangis kalo liat badut....
ReplyDeleteserem banget kalo pas ada didepan mata
kunjungi dan komen juga blog ane yah gan
http://akhmadsyahbana.wordpress.com/
sekarang udah ndak takut?
ReplyDeletekalau saya mah sampai segede ini masih ngeri. --'
sudah agan.
terima kasih ya atas kunjungannya. :)
saya terdampar ke blog Mas Satya saat nyari info tentang Coulrophobian. memang agak aneh ya, tapi beberapa kerabat sy juga sama, kayak keponakan saya yang sampai histeris dan hampir pingsan saat ada pengamen badut lewat depan rumah. Tapi cerita mas yang pas SMA itu benar2 gokil, bisa dibuat novel tuh :-)
ReplyDeletebahahahah selamat anda terdampar di tempat yang salah. :p
Deletejustru yang aneh adalah yang mikir badut itu lucu dan menggemaskan. dih. -_-
wkwkw apa-apaan itu pengalaman paling memalukan seumur hidup. :D
Oke fix, gue juga coulrophobian -.-
ReplyDeleteToss! Mari bikin petisi menolak badut di Indonesia! XD
Delete