Ketika Paguyuban Warga Pacitan Di Kota Salatiga mengadakan kunjungan ke tanah leluhur, seluruh anggota keluarga saya ikut serta ke dalam acara tersebut. Sejujurnya, saya tak bakal menolak kalau diajak jalan-jalan dengan rombongan besar. Selain karena kebanyakan biaya perjalanan akan ditanggung orang tua dan saya tinggal duduk manis di dalam bus, saya juga berkesempatan menjumpai orang atau tempat baru. Salah satu tempat baru yang akhirnya saya ketahui dalam perjalanan kemarin adalah sebuah pantai cantik dengan garis pantai panjang di pesisir Pacitan bernama Pantai Soge.
Meski kami pergi bersamaan dengan masa liburan panjang, tapi jalanan dari Kota Salatiga menuju Pacitan terasa lenggang. Menandakan kalau Pacitan belum menjadi tujuan wisata andalan masyarakat kita. Tepat 5 jam waktu yang dibutuhkan untuk sampai kesana.
Sebenarnya, selain mengunjungi Pantai Soge masih ada sejumlah tempat lain yang kami datangi hari itu, seperti: pusat batu akik, Pantai Teleng Ria, dan beberapa rumah keluarga rombongan - tempat dimana kami disuguhi kekayaan kuliner asli Pacitan yang menggugah selera. Namun, tulisan kali ini saya dedikasikan khusus untuk Pantai Soge saja.
Akses menuju Pantai Soge sangat mudah dijangkau dengan kendaraan pribadi. Dari pusat kota, kami tinggal berjalan mengikuti Jalur Lintas Selatan - jalan besar yang menghubungkan Kabupaten Pacitan dengan Kabupaten Ponorogo.
Pemandangan sepanjang perjalanan begitu memanjakan mata. Kami disuguhi bukit-bukit hijau, tebing-tebing batu, sawah-sawah subur, sungai air cokelat dan tentu saja laut dengan gradasi warna air yang apik. Ah, tapi jangan sampai terlena karena Jalur Lintas Selatan ini memiliki tanjakan curam dan kelokan tajam di beberapa tempat.
Salah satu tanjakan di Jalur Lingkar Selatan. Diambil dari bus yang berjalan. |
Setelah sekitar satu jam melewati jalan tersebut, kami pun mulai bisa menikmati keindahan Pantai Soge. Semua penumpang di dalam bus mulai gaduh dan terkagum-kagum saat melihat pantai tepat di sisi jalan yang kami lewati. Pantai di sisi jalan itulah yang dinamakan Pantai Soge. Beberapa mobil lain tampak berhenti di pinggir jalan, dan para penumpangnya terlihat turun untuk sekedar mengambil gambar.
Salah satu bagian dari Pantai Soge. Diambil dari bus yang berjalan. |
Pantai yang berada di Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo itu memang cantik. Inilah pantai dengan garis pantai terpanjang yang pernah saya datangi. Pantai Soge membujur sejauh kurang lebih empat kilometer, dan setiap pengunjung bebas memilih dari bagian mana mereka hendak menikmati pantai.
Sopir bus kami membawa ke bagian paling ujung dari pantai, bagian yang terasa jauh lebih sepi dibandingkan bagian-bagian lain. Seluruh penumpang bus bergegas turun, seakan sudah tak sabar menikmati keindahan yang ditawarkan oleh pantai tersebut.
Jika memilih bagian paling ujung, akan menjumpai deretan tebing seperti itu. |
Saya adalah orang yang pertama mendekat turun ke arah pantai. Kerinduan saya akan pantai cantik berpasir putih telah mendorong saya untuk segera mendekat. Saya pun berjalan kesana kemari, sembari mengabadikan apa yang saya lihat melalu kamera. Saking panjangnya garis pantai, Pantai Soge tak terasa sesak dengan kehadiran rombongan besar kami.
Saya rindu pantai! |
Anak ini bukan rombongan kami, ketika saya tanya dia cuma diam saja. Namun, sorot matanya selalu tajam saat melihat pantai. |
Beberapa orang anggota rombongan kami |
Tak seperti pantai-pantai lain di bagian Selatan Pulau Jawa, ombak pantai ini jauh lebih tenang. Meski memang, sesekali ombak besar datang menerjang. Cuma sesekali. Jarangnya ombak besar yang datang, membuat ratusan kepiting kecil dengan mudah saya temukan di sekitaran pantai. Mereka menciptakan sarang tepat di pasir-pasir pantai. Terkadang beberapa dari mereka terlihat keluar dari lubang, namun akan segera berlari ketika melihat manusia mendekat.
Ombaknya jauh lebih tenang |
Ada tanaman-tanaman liar di sisi lain pantai |
Untungnya, kami semua telah mengabadikan diri sebelum dihayo-hayo-in untuk segera naik bus. Meet my heroes: papa dan mama. |
Kakak saya |
Adik saya |
Akhir kata, kami semua memang beruntung. Memiliki tanah leluhur yang sarat akan keindahan alam, selalu membuat kami merasa bangga dan ingin kembali manakala ada waktu luang. Setiap melihat sorot mata anggota rombongan kemarin, terutama para orang tuanya, saya semacam melihat ada sorot kebahagiaan. Kebahagiaan karena telah berhasil melihat kampung halaman mereka kembali, kebahagiaan karena kampung halaman mereka ternyata secantik ini. Setidaknya, akan selalu ada alasan untuk pulang.
"After all, no matter how far we go, our blood is still the same. And our motherland is still there, always waiting us to come back, even in a small amount of our lifetime."
Terima kasih sudah berkunjung. Apakah kalian tengah merindukan pantai berpasir putih seperti saya? |
Salam Kupu-Kupu ^^d
wuiiih, pantainya keren gan
ReplyDeletekalau dari pacitannya berapa jam ya itu?
sekitar 45 menitan mungkin gan. lumayan deket kok. :)
DeleteDari pacitan ke arah mana?
ReplyDeleteTrenggalek kak. :)
DeleteDari pacitan ke arah mana?
ReplyDelete