Petang itu smartphone saya berbunyi. Sebuah email telah masuk ke dalam salah satu akun surat elektronik saya. Dari CouchSurfing mengatasnamakan seseorang bernama Eva.
Saya membaca email tersebut perlahan-lahan. Ini pertama kalinya seorang surfer mengirimi permintaan untuk bermalam di rumah saya. Berbagai macam perasaan menghampiri saya waktu itu. Antara ragu dan takut serta perasaan senang dan gembira. Omong-omong saya masih terbilang baru di dunia per-CouchSurfing-an, baru mendaftar menjadi anggota pada 18 September 2012 yang lalu itupun karena iseng semata. Makanya, saya masih agak buta tentang dunia saling menawarkan tumpangan tempat tinggal sementara dan saling berbagi bagi para traveler tersebut. Wajar pula saya kemudian menjadi takut dan ragu. Tapi hey, kau tak akan pernah tahu hingga kau mencoba kan? Kau tak akan pernah mengerti hingga kau membuka mata kan? Keraguan saya pun sedikit demi sedikit terhapus oleh rasa antusias dan suatu email balasan kepadanya pun telah sukses terkirim.
Mungkin bagi sebagian besar traveler sudah tidak asing dengan CouchSurfing. CouchSurfing yang berawal dari ide Casey Fenton ini merupakan suatu media sosial yang menawarkan akomodasi tempat tinggal bagi para traveler yang membutuhkan tumpangan tidur tanpa mengeluarkan biaya sepeserpun. Para traveler yang mencari tumpangan dinamakan dengan surfer sedangkan orang yang menawarkan dan memberikan tempatnya dinamakan dengan host. Dan sekali lagi, tanpa dipungut biaya sepeserpun alias gratis. Tak hanya menawarkan akomodasi tempat tinggal, CouchSurfing pun berkembang menjadi semacam situs pertemanan bagi para traveler. Banyak pula yang menjadikannya sebagai sarana untuk mencari teman di tempat yang benar-benar baru dan hendak dikunjungi seorang surfer. Sekedar bertemu dan ngobrol di tempat nongkrong lokal atau bahkan acara jalan-jalan bareng ke suatu tempat pun bisa saja terjalin di antara para CouchSurfer. Asalkan waktunya tepat, semuanya pasti akan terjadi dengan mudah.
Kembali ke cerita terkait si Eva. Siang itu di tanggal 10 November 2012 seorang wanita berkaos pink dengan tas backpack berwarna hitam telah menunggu di depan rumah saya. Dia terpaksa harus menunggu karena kesalahan saya dalam menghitung waktu. Saya tengah mandi saat dia sudah sampai di rumah. Kebetulan pembantu saya tengah libur hari itu, jadi saya juga belum begitu mempersiapkan kamar yang hendak dia tempati nantinya. Ahh saya segera menghambur keluar rumah begitu selesai mandi. Memanggilnya, bersalaman dan mempersilahkan Eva untuk masuk ke dalam rumah. Setelah itu, Eva pun terpaksa kembali untuk menunggu karena saya kemudian terburu-buru untuk mempersiapkan kamar untuknya. Damn, pasti kesan pertama saya di mata Eva sudah buruk pakai banget! Syukurlah, Eva bukan seorang yang penggerutu. Sebaliknya, dia justru orang yang sabar dan ramah. Berbagai macam obrolan mengalir di antara kami tanpa hambatan apapun, seolah-olah kami ini adalah kawan lama yang kembali berjumpa setelah lama berpisah. Padahal itu adalah kali bertama saya dan Eva bertatap muka. Tak hanya dengan saya, Eva pun ramah kepada adik saya yang capernya tingkat dewa dan mamah saya yang kebetulan sedang berada di rumah. Kami pun ternyata punya kesamaan lain selain sama-sama suka jalan-jalan, kesamaan itu adalah kami sama-sama penggemar Jejepangan! Bahkan mimpi kami pun sama, ingin suatu saat nanti bisa menginjakkan kaki di negeri sakura. Mimpi yang kami harap bisa tercapai dalam kehidupan ini. Oh ya, untuk menebus kesalahan karena menyambutnya dengan cukup berantakan dan tidak bisa menemaninya keesokan harinya karena ada kerja (over) part-time, saya pun mengajak Eva berkeliling Kota Salatiga dan mencicipi wisata kuliner khas kampung halaman saya. Semoga berkenan ya Eva heheh. :)
Saya tidak pernah menyangka CouchSurfing menunjukkan manfaatnya kepada diri ini dengan begitu cepatnya. Hanya beberapa bulan semenjak saya mendaftar menjadi anggota. Pertemuan saya dengan Eva dan pengalaman menjadi Host pertama dalam dunia CouchSurfing telah benar-benar membuka mata dan hati saya. CouchSurfing bagi saya bukanlah semata-mata situs untuk mendapatkan tumpangan tidur saja melainkan lebih dari itu, CouchSurfing mempertemukan orang-orang yang berbeda latar belakang namun memiliki satu kesamaan hobi mendasar yakni traveling. CouchSurfing bahkan mampu merangkum suatu hubungan hangat antara orang-orang yang baru pertama kali bertemu dan kemudian bisa menjalin pertemanan di antara mereka semua sesuai dengan misi baru yang dicanangkan CouchSurfing yaitu Teach, Learn and Share. Amazing bukan? Eits, tapi memang tidak begitu mudah untuk menjadi seorang CouchSurfer. Tidak, saya tidak akan membahas tentang tata cara menjadi anggota yang sebegitu gampangnya. Tapi saya akan membahas lebih kepada mentalitas yang harus dimiliki seseorang sebelum memutuskan untuk menjadi CouchSurfer. Secara singkat sih saya menjabarkannya ke dalam 3 mentalitas/sifat dasar yang harus dimiliki adalah berani, jujur, dan terbuka.
1. Berani
You must really brave enough to be a CouchSurfer. Berani ini bisa diturunkan lagi ke dalam beberapa hal seperti misalnya kita harus berani menerima orang asing untuk tinggal sementara di rumah kita begitu pula berani untuk menjadi orang asing yang menumpang tinggal sementara di rumah seseorang. Berani berbahasa asing juga perlu karena CouchSurfing merupakan situs berskala internasional dengan anggota dari berbagai macam bangsa dan negara. Berani juga terkait berani bersosialisasi dengan orang-orang yang baru pertama kali bertemu dengan kita dan sebisa mungkin menjalin keakraban dengan sesama CouchSurfer dan orang lokal lain yang kita temui. Sejujurnya, saya juga tidak begitu berani waktu di awal-awal mendaftar menjadi anggota. Namun rasa itu saya tepis karena kalau terus-terusan takut saya tidak akan merasakan manfaat dari situs ini. Saya pun mulai berani menulis sesuatu di berbagai grup yang ada di CouchSurfing dan bahkan juga mulai berani menciptakan grup lokal untuk Kota Salatiga dengan harapan dapat menyebarkan virus CouchSurfing di kampung halaman saya, bertemu para CouchSurfer yang berasal maupun hendak ke Salatiga sekaligus mempromosikan secara tidak langsung Salatiga ke dunia luar. :)
2. Jujur
Jujur itu penting walau terkadang menyakitkan. Well, it's true bahkan di dalam CouchSurfing kita juga harus menjadi pribadi yang sejujur mungkin. Jujurlah terkait diri kita sendiri dan preferensi kita kepada orang yang ingin kita temui nanti. Jujur saja terkait rumah yang kita tawarkan kepada para surfer. Bagaimana kondisinya, dengan siapa kita tinggal, apakah kita nyaman menampung surfer yang berbeda jenis kelamin dengan kita dan sebagainya. Semakin kau jujur semakin nyaman pula kita ketika bertemu dengan para CouchSurfer. Percayalah. :D
3.Terbuka
Ini yang paling penting dari ketiga mentalitas yang telah saya sebutkan. When you decided to be a CouchSurfer, please open your mind widely. Sekali lagi, CouchSurfing adalah situs berskala internasional dengan anggota yang berasal dari berbagai macam bangsa, warna kulit, kepercayaan, orientasi seksual, umur, pekerjaan, tingkat pendidikan dan perbedaan-perbedaan lainnya seperti adat, budaya dan tingkah laku. Kita dituntut untuk mengabaikan perbedaan-perbedaan itu tanpa sekalipun mengusik dan mencoba memaksakan pandangan kita akan perbedaan yang ada. Sebagai contoh, Saya dan Eva memiliki berbagai macam perbedaan. Saya berjenis kelamin laki-laki sedangkan dia perempuan, saya seorang Jawa sedangkan dia berdarah China, umur saya masih 21 tahun sedangkan Eva 29 tahun, dan saya masih mahasiswa sedangkan dia sudah bekerja. Tapi dalam CouchSurfing perbedaan-perbedaan ini coba kami kesampingkan dan menganggapnya menjadi hal yang biasa. Prinsip saya sih, hindari obrolan-obrolan berbau private kecuali kalau sudah benar-benar akrab. Oh iya, jika kita sudah berkeluarga atau masih tinggal dengan keluarga, open-minded tidak hanya harus dimiliki oleh diri kita sendiri namun juga oleh orang-orang yang ada di sekitar kita seperti orang tua, kakak, adik, maupun saudara. Ada semacam kewajiban di antara sesama CouchSurfer untuk saling mengisi referensi terkait CouchSurfer lain yang ditemuinya untuk membantu meningkatkan kepercayaan anggota yang lain terkait seseorang yang telah direferensi. Untuk itu terbukalah dalam menulis referensi, katakan saja apa yang kita rasakan saat bertemu dengannya. When you trying to open your mind, there are more things you would understand. Heheh.
Nah, jadi bagaimana tertarikkah bergabung bersama kami dalam CouchSurfing? I'm waiting for you on the site and real life! See ya!
Salam Kupu-Kupu ^^v
P.S. Kalau ada yang mau gabung di CouchSurfing silahkan klik disini dan jangan lupa bergabung pula di grup CouchSurfing Salatiga hahah. *promosi* ^^d
P.S.S. Saya tidak pernah menyangka kalau tulisan saya di postingan ini diedit dan ditranslate oleh Mars-Community Manager dari CouchSurfing-yang kemudian dipublikasikan di website resmi CouchSurfing. Tulisan itu bisa kalian baca pada "3 must-have qualities for CouchSurfers". Really, it's a honour for me and i love CS more. :)
Mungkin bagi sebagian besar traveler sudah tidak asing dengan CouchSurfing. CouchSurfing yang berawal dari ide Casey Fenton ini merupakan suatu media sosial yang menawarkan akomodasi tempat tinggal bagi para traveler yang membutuhkan tumpangan tidur tanpa mengeluarkan biaya sepeserpun. Para traveler yang mencari tumpangan dinamakan dengan surfer sedangkan orang yang menawarkan dan memberikan tempatnya dinamakan dengan host. Dan sekali lagi, tanpa dipungut biaya sepeserpun alias gratis. Tak hanya menawarkan akomodasi tempat tinggal, CouchSurfing pun berkembang menjadi semacam situs pertemanan bagi para traveler. Banyak pula yang menjadikannya sebagai sarana untuk mencari teman di tempat yang benar-benar baru dan hendak dikunjungi seorang surfer. Sekedar bertemu dan ngobrol di tempat nongkrong lokal atau bahkan acara jalan-jalan bareng ke suatu tempat pun bisa saja terjalin di antara para CouchSurfer. Asalkan waktunya tepat, semuanya pasti akan terjadi dengan mudah.
Logo CouchSurfing.org |
Kembali ke cerita terkait si Eva. Siang itu di tanggal 10 November 2012 seorang wanita berkaos pink dengan tas backpack berwarna hitam telah menunggu di depan rumah saya. Dia terpaksa harus menunggu karena kesalahan saya dalam menghitung waktu. Saya tengah mandi saat dia sudah sampai di rumah. Kebetulan pembantu saya tengah libur hari itu, jadi saya juga belum begitu mempersiapkan kamar yang hendak dia tempati nantinya. Ahh saya segera menghambur keluar rumah begitu selesai mandi. Memanggilnya, bersalaman dan mempersilahkan Eva untuk masuk ke dalam rumah. Setelah itu, Eva pun terpaksa kembali untuk menunggu karena saya kemudian terburu-buru untuk mempersiapkan kamar untuknya. Damn, pasti kesan pertama saya di mata Eva sudah buruk pakai banget! Syukurlah, Eva bukan seorang yang penggerutu. Sebaliknya, dia justru orang yang sabar dan ramah. Berbagai macam obrolan mengalir di antara kami tanpa hambatan apapun, seolah-olah kami ini adalah kawan lama yang kembali berjumpa setelah lama berpisah. Padahal itu adalah kali bertama saya dan Eva bertatap muka. Tak hanya dengan saya, Eva pun ramah kepada adik saya yang capernya tingkat dewa dan mamah saya yang kebetulan sedang berada di rumah. Kami pun ternyata punya kesamaan lain selain sama-sama suka jalan-jalan, kesamaan itu adalah kami sama-sama penggemar Jejepangan! Bahkan mimpi kami pun sama, ingin suatu saat nanti bisa menginjakkan kaki di negeri sakura. Mimpi yang kami harap bisa tercapai dalam kehidupan ini. Oh ya, untuk menebus kesalahan karena menyambutnya dengan cukup berantakan dan tidak bisa menemaninya keesokan harinya karena ada kerja (over) part-time, saya pun mengajak Eva berkeliling Kota Salatiga dan mencicipi wisata kuliner khas kampung halaman saya. Semoga berkenan ya Eva heheh. :)
Eva mainan dengan adik saya |
Crazy Photoshot |
Saya tidak pernah menyangka CouchSurfing menunjukkan manfaatnya kepada diri ini dengan begitu cepatnya. Hanya beberapa bulan semenjak saya mendaftar menjadi anggota. Pertemuan saya dengan Eva dan pengalaman menjadi Host pertama dalam dunia CouchSurfing telah benar-benar membuka mata dan hati saya. CouchSurfing bagi saya bukanlah semata-mata situs untuk mendapatkan tumpangan tidur saja melainkan lebih dari itu, CouchSurfing mempertemukan orang-orang yang berbeda latar belakang namun memiliki satu kesamaan hobi mendasar yakni traveling. CouchSurfing bahkan mampu merangkum suatu hubungan hangat antara orang-orang yang baru pertama kali bertemu dan kemudian bisa menjalin pertemanan di antara mereka semua sesuai dengan misi baru yang dicanangkan CouchSurfing yaitu Teach, Learn and Share. Amazing bukan? Eits, tapi memang tidak begitu mudah untuk menjadi seorang CouchSurfer. Tidak, saya tidak akan membahas tentang tata cara menjadi anggota yang sebegitu gampangnya. Tapi saya akan membahas lebih kepada mentalitas yang harus dimiliki seseorang sebelum memutuskan untuk menjadi CouchSurfer. Secara singkat sih saya menjabarkannya ke dalam 3 mentalitas/sifat dasar yang harus dimiliki adalah berani, jujur, dan terbuka.
1. Berani
You must really brave enough to be a CouchSurfer. Berani ini bisa diturunkan lagi ke dalam beberapa hal seperti misalnya kita harus berani menerima orang asing untuk tinggal sementara di rumah kita begitu pula berani untuk menjadi orang asing yang menumpang tinggal sementara di rumah seseorang. Berani berbahasa asing juga perlu karena CouchSurfing merupakan situs berskala internasional dengan anggota dari berbagai macam bangsa dan negara. Berani juga terkait berani bersosialisasi dengan orang-orang yang baru pertama kali bertemu dengan kita dan sebisa mungkin menjalin keakraban dengan sesama CouchSurfer dan orang lokal lain yang kita temui. Sejujurnya, saya juga tidak begitu berani waktu di awal-awal mendaftar menjadi anggota. Namun rasa itu saya tepis karena kalau terus-terusan takut saya tidak akan merasakan manfaat dari situs ini. Saya pun mulai berani menulis sesuatu di berbagai grup yang ada di CouchSurfing dan bahkan juga mulai berani menciptakan grup lokal untuk Kota Salatiga dengan harapan dapat menyebarkan virus CouchSurfing di kampung halaman saya, bertemu para CouchSurfer yang berasal maupun hendak ke Salatiga sekaligus mempromosikan secara tidak langsung Salatiga ke dunia luar. :)
2. Jujur
Jujur itu penting walau terkadang menyakitkan. Well, it's true bahkan di dalam CouchSurfing kita juga harus menjadi pribadi yang sejujur mungkin. Jujurlah terkait diri kita sendiri dan preferensi kita kepada orang yang ingin kita temui nanti. Jujur saja terkait rumah yang kita tawarkan kepada para surfer. Bagaimana kondisinya, dengan siapa kita tinggal, apakah kita nyaman menampung surfer yang berbeda jenis kelamin dengan kita dan sebagainya. Semakin kau jujur semakin nyaman pula kita ketika bertemu dengan para CouchSurfer. Percayalah. :D
3.Terbuka
Ini yang paling penting dari ketiga mentalitas yang telah saya sebutkan. When you decided to be a CouchSurfer, please open your mind widely. Sekali lagi, CouchSurfing adalah situs berskala internasional dengan anggota yang berasal dari berbagai macam bangsa, warna kulit, kepercayaan, orientasi seksual, umur, pekerjaan, tingkat pendidikan dan perbedaan-perbedaan lainnya seperti adat, budaya dan tingkah laku. Kita dituntut untuk mengabaikan perbedaan-perbedaan itu tanpa sekalipun mengusik dan mencoba memaksakan pandangan kita akan perbedaan yang ada. Sebagai contoh, Saya dan Eva memiliki berbagai macam perbedaan. Saya berjenis kelamin laki-laki sedangkan dia perempuan, saya seorang Jawa sedangkan dia berdarah China, umur saya masih 21 tahun sedangkan Eva 29 tahun, dan saya masih mahasiswa sedangkan dia sudah bekerja. Tapi dalam CouchSurfing perbedaan-perbedaan ini coba kami kesampingkan dan menganggapnya menjadi hal yang biasa. Prinsip saya sih, hindari obrolan-obrolan berbau private kecuali kalau sudah benar-benar akrab. Oh iya, jika kita sudah berkeluarga atau masih tinggal dengan keluarga, open-minded tidak hanya harus dimiliki oleh diri kita sendiri namun juga oleh orang-orang yang ada di sekitar kita seperti orang tua, kakak, adik, maupun saudara. Ada semacam kewajiban di antara sesama CouchSurfer untuk saling mengisi referensi terkait CouchSurfer lain yang ditemuinya untuk membantu meningkatkan kepercayaan anggota yang lain terkait seseorang yang telah direferensi. Untuk itu terbukalah dalam menulis referensi, katakan saja apa yang kita rasakan saat bertemu dengannya. When you trying to open your mind, there are more things you would understand. Heheh.
Indonesian Couchsurfers United! |
Teach, Learn and Share |
Nah, jadi bagaimana tertarikkah bergabung bersama kami dalam CouchSurfing? I'm waiting for you on the site and real life! See ya!
Salam Kupu-Kupu ^^v
P.S. Kalau ada yang mau gabung di CouchSurfing silahkan klik disini dan jangan lupa bergabung pula di grup CouchSurfing Salatiga hahah. *promosi* ^^d
P.S.S. Saya tidak pernah menyangka kalau tulisan saya di postingan ini diedit dan ditranslate oleh Mars-Community Manager dari CouchSurfing-yang kemudian dipublikasikan di website resmi CouchSurfing. Tulisan itu bisa kalian baca pada "3 must-have qualities for CouchSurfers". Really, it's a honour for me and i love CS more. :)
aseekk... ^o^ ayo gantian main ke purwokerto!
ReplyDeletehahahah gampang Eva, ntar yaa. :D
DeleteSeru yaaa, pengalaman pertama yg menyenangkan (^^)b
ReplyDeleteSaya sudah mendaftar CS tahun 2011, tapi malah kelupaan dan sudah beberapa tempat yg saya datengin (termasuk Jepang lho!) :P tapi ga pernah gunain CS.. :(((
Saya pikir klo ktemuan dg org2 asing pasti gondok karna ga tau bagaimana komunikasi sm mereka. Tapi saya dapat pencerahan dari blog ini.. yg penting bersifat terbuka yaa.. saya dapet kutipan bagus dari buku Life Traveler "travelers never think they are foreigners, kalau kalian terus berpikir kalian orang asing maka kalian akan diperlakukan seperti itu"
Ngomong kayanya gampang sih tapi klo ga brani kapan mau mulai :))
Thanks atas perncerahannya yaa
- Princhesta
Hallo Princhesta, terima kasih sudah berkunjung.
DeleteSenang deh kalau tulisan acak adut saya bisa sedikit memberikan pencerahan buat kamu.
Agree sama quote di atas, jangan menutup diri dan membaurlah. Saya ngaku di awal emang agak sulit, tapi kalo kita udah punya niat baik serta tiga mentalitas dasar (berani, jujur dan terbuka)...err, it's just matter of time. :)
Semoga saya bisa mendengar pengalamanmu pakai CS secepatnya ya.
Haloo Satya Manggala :)
ReplyDeleteKetemu blog ini dari Googling soal couchsurfing.org. Kebetulan aku baru daftar ke sana, dan pas mau update profile aku selalu disuruh bayar. Aku mau tanya nih, memang untuk bisa bikin profile (update data dan foto) di couchsurfing.org harus bayar ya? Lalu keistimewaannya apa aja kalau bayar? Thanks in advance ya!
Haloo Cintantya Sotya Ratri :D
DeleteEnggak kok, bisa gratis, Tinggal yang masalah bayar itu di skip aja. Aku aja gratis. hihih.
Kalo masalah keistimewan yang bayar, well, ndak banyak. Yang jelas, kamu lebih dipercaya sehingga peluang untuk dapat tempat surf lebih banyak.
Happy Couchsurfing! Have a great one. :)
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletehaloo bro satya salam kenal,nice experience. saya bru gabung ke CS sebulan yang lalu itu juga karena mendengar kan CS indonesia siaran di radio. alasannya ikut CS mau tambah teman dr berbagai belahan bumi trus sblum keliling dunia,saya mau keliling indonesia dan salah satu alasan saya ikut CS mau punya pengalaman kaya satya. ada rencana terdekat untuk travel ke liling indonesia?
ReplyDeleteHaloo juga bro fakhri, seneng deh kalau ada yang gabung lagi ke CS.
DeleteSelamat datang yaa. Ah, impianmu mas, sama kaya impianku juga.
Ini juga lagi mau keliling-keliling Indonesia dulu, mumpun dollar masih melejit. Hihih. Rencana terdekat, Insya Allah, mau ke Karimun Jawa sama Lasem nh. :)