Saturday, May 8, 2010

Saat Kita Bisa Merasa, Saat Kita Bisa Menghargai

Pernahkah kita menghina orang lain karena kekurangannya?
Pernahkah pula kita berpikir untuk enggan dekat-dekat dengan seseorang karena dia sedikit berbeda?
Atau mungkin pernahkah kita menjauhi orang lain hanya karena dia tidak selevel dengan kita?
Saya sering mendengar bahkan terkadang saya akui saya masih melakukan beberapa hal di atas. Ejekan hitam karena seseorang berkulit gelap, kribo karena rambut orang itu keriting, si miskin, si bodoh, anak broken home, si pincang, dan lain sebagainya. Bahkan masih banyak embel-embel lain yang jika dipikir-pikir sebenarnya apa yang berbeda dengan mereka? Kita ini sama, sama-sama manusia, sama-sama memiliki matahari dan bulan yang sama, sama-sama melakukan aktivitas kehidupan yang wajar, lalu apa bedanya mereka dengan kita? Kenapa mereka dianaktirikan, dianggap berbeda, bahkan untuk berbagai hal kenapa mereka harus dijauhi?




Sungguh entah hati ini yang sedang melankolis atau memang saya sudah merasa bersalah dengan orang-orang yang selama ini saya perlakukan seperti itu. Perlakuan tak adil yang menganggap seolah-olah mereka ini makhluk asing dari galaksi nun jauh di luar sana, perlakuan seperti menghadapi seorang penyakitan!

Tuhan, saya memang jahat. Saya lupa bahwa bukan keinginan mereka untuk mendapatkan sedikit "keistimewaan" dari-Mu. Saya yakin jika mereka memilih pasti mereka akan memilih raga yang bagus, raga yang sama dengan "orang-orang normal" selama ini. Jika mereka dapat memilih mereka tentu akan memilih keadaan dimana mereka hidup di keluarga yang bahagia, keluarga yang kaya raya, keluarga yang hangat dimana mereka bisa merasakan arti cinta yang sesungguhnya. Tapi semua kuasa-Mu lah penentunya. Dan kami tidak bisa melawan kuasa-Mu itu, kami hanya bisa berusaha mengubah keadaannya saja.

Hinaan, serta pandangan yang negatif bisa timbul dimana saja karena berbagai faktor. Faktor sosial, faktor keadaan individu, faktor budaya, dan faktor ekonomi serta pendidikan bisa menyebabkan itu semua. Dan bagi beberapa orang yang tidak kuat hinaan-hinaan semacam ini bisa menyebabkan mentalitasnya melempem, membuat dia merasa "kecil", membuat depresi dan parahnya bisa membuat dia melakukan tindakan-tindakan nekat seperti mengakhiri hidup sesegera mungkin bagaimanapun caranya. Bagi yang kuat dengan hinaan, mereka menganggap ini sebagai angin lalu saja, membuatnya belajar ketegaran dalam menghadapi hidup, dan yang saya kagumi apabila mereka bisa mengubah kekurangan mereka menjadi kelebihan. Ya, semua hal akan terlihat berbeda tergantung bagaimana cara kita melihat dan menyikapinya bukan?

Saya sedang berusaha untuk menghilangkan kebiasaan saya menghina orang lain hanya karena kekurangan yang dia miliki, dan saya harapkan anda juga melakukannya. Saya tidak akan mengatakan hal-hal klise misalnya kita sama saja dengan pembunuh karena menghina orang terus menerus dan besoknya kita mendengar kabar orang itu meninggal karena bunuh diri. Tidak itu terlalu klise, walau bukan tidak mungkin hal itu bisa terjadi. Namun saya akan melihat dari segi perasaan saya yakni apabila saya berada di posisinya. Saya tahu pasti berat memiliki kekurangan-kekurangan itu, dan saya percaya bahwa hidup itu selalu berubah dan berputar. Satu lagi, Tuhan itu tidak tidur Dia mampu melihat segala tindakan-tindakan buruk kita pada seseorang. Bisa saja suatu waktu Tuhan memindahkan kekurangan orang tesebut ke diri kita, pada keluarga kita, istri/suami/anak kita kelak, lalu apa yang bisa kita lakukan? Kita mungkin sanggup menghina orang lain, tapi sanggupkah kita menghina diri kita sendiri? Mampukah kita menghina keluarga kita sendiri?
Tidak, Tuhan saya tidak mau hal itu terjadi maka dari itu saya mau berubah. Mulai dengan detik ini mari budayakan pandangan "Jangan menghina orang lain karena kekurangan yang dia miliki, sebelum kita dapat merasakan bagaimana rasanya memiliki kekurangan itu". Ya, saat kita bisa merasakan, saat itulah kita bisa menghargai.

Teruntuk bagi orang-orang yang merasakan memiliki kekurangan, percayalah tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Jangan pernah menyalahkan keadaan, salahkan keterbatasan kita yang tak mampu mengatasi keadaan itu. Perbanyaklah bersyukur, syukuri apa yang ada, apa yang kau dapatkan, serta apapun yang kau alami, ingat masih banyak orang yang kurang beruntung dibandingkan kita. Anggaplah kekurangan yang anda miliki ini sebagai kelebihan dan kekuatan anda, misalnya karena apapun yang anda anggap sebagai "kekurangan" itu pasti membuat anda jadi lebih dikenal orang lain. Dan itu benar menurut saya, karena saya juga mengalami. Tak usahlah mendengarkan hinaan dari orang-orang di sekitar kita anggaplah hanya angin lalu, angin kusut yang ditiupkan oleh orang-orang yang iri kepada kita. Jangan pernah mau memboros-boroskan uang untuk mempermak diri, membeli barang-barang mahal dan up-to-date, melakukan hal-hal tak berguna hanya untuk memperoleh pengakuan orang lain, diterima di komunitas, dan dianggap sebagai "anak gaul". Gaul bagi saya adalah "be a something with your own way", jangan mau menjadi korban mode dan korban teman. Itu sudah tidak zaman, banggalah untuk lebih dikenal karena prestasi, dedikasi,serta perubahan yang berhasil kita perbuat. Semangat! Dunia tidak akan indah bila semua isinya sama semua bukan?

Mari saling merasa dan salam kupu-kupu! A.A
Sumber gambar: http://www.dfas.mil/careers/acareeratdfas/comminvolv/communitypeople.jpg&imgrefurl=http://www.dfas.mil/careers/acareeratdfas/comminvolv.html&usg=__LdpJWrUi6kzeCXBZ6fmD9PBBO1E=&h=1024&w=1203&sz=223&hl=id&itbs=1&tbnid=7RQvVIF8SDcKCM:&tbnh=128&tbnw=150&prev=/images%3Fq%3Dpeople%26hl%3Did%26gbv%3D2%26tbs%3Disch:1&gbv=2&tbs=isch:1&start=0#tbnid=7RQvVIF8SDcKCM&start=2

No comments:

Post a Comment