Monday, December 23, 2013

Salah Jalan Membawa Kami Ke Makam Raja Imogiri



Tak selamanya salah jalan itu buruk. Terutama saat tengah menjelajahi suatu daerah yang begitu asing dengan kita, salah jalan seringkali justru membawa kita ke pengalaman dan obyek wisata tak terduga. Cerita kali ini adalah salah satu contohnya. Ini merupakan cerita lanjutan dari petualangan saya, Uul dan Yanta dalam menjelajahi sisi lain Yogyakarta minggu kemarin.


Wednesday, December 11, 2013

Mencoba Susur Lorong Ala Kotagede



Pengrajin Perak. Pemikiran orang kebanyakan pasti akan tertuju kesana jika ditanya seputar Kotagede. Pengrajin dan toko aksesoris perak memang tersebar di daerah itu. Padahal, Kotagede bukan semata-mata hanya tentang kerajinan perak. Kotagede juga menawarkan nilainya yang lain, nilai sejarah. Kotagede pernah menjadi ibukota Kerajaan Mataram Islam, dan peninggalan-peninggalan seperti makam raja, masjid, benteng pertahanan masih bisa dilihat sampai sekarang.

Saturday, November 16, 2013

Jelajah Kota Batu-Part II: A City Of Never Ending Fun


Buat para penggemar travel series, Jalan-Jalan Men!, pasti ingat di salah satu episode sang host yang tengah mengunjungi Kota Batu berkata kalau kota ini adalah kota dimana kesenangan tak pernah berakhir. A city of never ending fun. Dan kalian tahu? Saya sepakat dengan itu. Kota Batu memang beneran kota yang fun...and fun...and fffuuunnn!

Tuesday, November 12, 2013

Jelajah Kota Batu-Part I: Berwisata Serba Hijau



Ada sebuah kota yang letaknya tepat di utara Kabupaten Malang. Banyak orang mengira kota ini merupakan bagian dari Malang, padahal kota yang kaya akan tempat wisata tersebut sudah resmi berdiri sendiri sejak tahun 2001. Kota Batu merupakan salah satu hasil pemekaran daerah dari Kabupaten Malang dan telah dikenal bahkan sejak Provinsi Jawa Timur masih berupa kerajaan-kerajaan. Letaknya yang berada di kaki gunung dengan cuaca yang sejuk membuat Kota Batu dulu digunakan sebagai tempat beristirahat dan berleha-leha oleh keluarga raja. Di masa kolonial pun Kota Batu dicintai oleh para wong londo sampai-sampai banyak yang memutuskan untuk menetap dan membangun villa disana.

Sunday, October 27, 2013

3 Small Things I've Done During My Short Trip To Jakarta

Bisa tebak, saya duduk dimana?

Alkisah, saya lagi suntuk. Suntuk menunggu kereta yang tak kunjung tiba. Nantinya kereta yang bakal saya naiki adalah kereta terakhir yang berangkat dari Stasiun Gambir, Jakarta. Sudah berbagai sudut dari stasiun ini saya jelajahi. Terduduk di kursi tunggu yang satu ke kursi tunggu lainnya. Waktu rasanya berjalan lambat sekali, selambat laju kendaraan di Jakarta manakala tengah macet. Lantas daripada bingung, saya memulai aktivitas ini. Terduduk pada kursi tunggu paling pojok di pintu masuk selatan. Memainkan jempol saya di atas android kesayangan, dan kali ini saya akan bercerita tentang perjalanan singkat mengunjungi ibukota negara.


Tebing Doraemon Dan Oleh-Oleh Istimewa Dari Waduk Bade


Saat pertama kali menginjakkan kaki di tempat itu. Sekilas Waduk Bade sebenarnya terlihat sama seperti waduk-waduk yang pernah saya kunjungi sebelumnya. Ada jalan aspal berukuran sedang tepat di pinggiran waduk sehingga seolah-olah menjadi pemisah antara waduk dengan area persawahan. Dilihat dari kepadatan lalu lintasnya, jalan ini nampaknya menjadi penghubung desa di ujung depan dengan ujung belakang waduk.

Thursday, October 17, 2013

Tempe Mendoan Ala Ketep Pass: Mantap!


Kalau sedang jalan-jalan atau kebetulan tengah melewati daerah Ketep Pass, Kabupaten Boyolali ada satu kegiatan yang hampir pasti saya lakukan. Kegiatan itu adalah menyambangi para pedagang yang berjualan tepat di depan Ketep Pass.

Sunday, October 13, 2013

Puas Menjelajah Di Kedung Kayang



Setapak demi setapak kami berdua berjalan menyusuri jalur yang sudah disediakan. Ada dua jalur yang disediakan oleh pengelola, jalur melewati atas dan jalur melewati bawah. Kami berdua sempat salah jalan ketika mendadak semua jalur terlihat sama dan papan informasi menghilang entah kemana. Untunglah, ada pengunjung lain yang terlihat bergerak ke arah berlawanan dengan kami. Tanpa basa-basi, kami langsung berbalik arah dan berjalan membuntuti mereka. Suara hentaman air makin terdengar nun jauh di bawah sana.

Thursday, September 19, 2013

Cerita Bersama Tetangga Part VIII: Kunjungan Singkat Ke Candi Ngempon


Hello there! Selamat siang!
Adakah yang masih ingat tentang Cerita Bersama Tetangga? Yap, itu adalah postingan berseri yang saya ciptakan khusus untuk dan tentang para tetangga. Sekumpulan manusia terbaik dan terkeren yang telah menjadi bagian hidup saya. Apapun kekurangan dan kelebihan yang mereka miliki. Cerita Bersama Tetangga adalah catatan perjalanan saya bersama mereka dalam menjelajahi tempat-tempat wisata yang ada di sekitar kampung halaman kami, sementara tujuan paling jauh ialah Yogyakarta. Piknik bersama ala kami ini kalau dihitung sudah berjalan hampir dua tahun lebih. Sayangnya karena berbagai hal seperti kesibukan masing-masing, membuat kami semua jarang jalan-jalan bareng lagi. Otomatis, Cerita Bersama Tetangga pun jadi jarang diperbarui. Nah, kali ini saya akan membangkitkan sejenak postingan berseri ini dari hibernasinya. Ijinkan Cerita Bersama Tetangga menyapa kembali. Meski dengan personel yang semakin sedikit namun kami berhasil menjejakkan kaki ke tempat yang baru. Candi Ngempon adalah tujuan kami kali ini.

Thursday, September 12, 2013

Diwak: Hangatnya Hot Spring Terbuka Ala Indonesia




"A hot spring is a spring that is produced by the emergence of geothermally heated groundwater from the Earth's crust"
-Wikipedia-


Hot spring pada banyak tempat di seluruh dunia merupakan salah satu daya tarik bagi para penduduk sekitar maupun wisatawan. Sebut saja, Jepang, negera yang tercatat memiliki banyak spot hot spring di seluruh penjuru daerahnya sehingga sering dijuluki negeri seribu hot spring. Onsen-nama lokal dari hot spring di Jepang-ternyata sanggup mendatangkan banyak pengunjung bahkan semacam menjadi gaya hidup bagi kalangan mereka. Bagaimana dengan Indonesia? Berkat letak geografisnya dan kaya akan gunung berapi, negara kita pun memiliki beberapa spot hot spring atau kalau disini dikenal dengan sebutan pemandian air panas. Baru-baru ini, saya berkesempatan mengunjungi salah satu pemandian air panas bersama keluarga. Letaknya tak jauh-jauh amat dari rumah kami dan tersembunyi di tengah-tengah sawah.

Saturday, September 7, 2013

Menyerah Pada Merbabu



"A man should never betray his promise."

Saya pernah membuat janji pada diri sendiri-janji untuk mendaki Gunung Merbabu suatu saat nanti. Setelah terulur terus menerus, akhirnya kesempatan untuk menjejakkan kedua kaki di gunung yang memiliki ketinggian 3.142 meter itu datang juga. Mengingat salah seorang teman jalan-jalan saya, Yanta-si spesialis pendakian gunung-sebentar lagi bakal disibukkan dengan urusan pekerjaan maka saya mengutarakan kembali niatan mendaki Merbabu kepada dirinya. Niatan saya bersambut, dia menyetujui-pula halnya dengan teman saya yang lain, Dian, serta tetangga saya-Decky. Berbagai macam persiapan saya persiapkan dengan matang. Latihan fisik ringan saya jalani secara rutin selama kurang lebih 3 minggu sebelum pendakian. Peralatan keperluan mendaki gunung yang tak saya miliki juga langsung sukses terbeli. Semua demi Sang Merbabu. Sayangnya, proses pendakian tak berakhir seperti yang saya bayangkan dalam angan-anggan. Dengan berat hati, dua tangan saya angkat ke udara. Saya menyerah.

Thursday, August 29, 2013

A Snapshot's Story From A Bored Man: Jalan Lingkar Salatiga



Ceritanya pagi itu saya sedang suntuk. Tidak ada acara berarti yang bisa saya lakukan selain harus ke pusat kota untuk membetulkan jam tangan di tukang servis langganan. Entah darimana datangnya, tiba-tiba tercetus ide untuk hunting foto di sekitaran Kota Salatiga. Kebetulan, cuaca pagi itu tampak cerah. Langit berwarna biru tua terlihat sejauh mata memandang, bersih tanpa diselingi oleh riak-riak awan. Seusai mandi, saya mempersiakan segala sesuatu-mulai dari memanasi motor bebek kesayangan, mengecek kelengkapan kamera digital serta memasukkan jam tangan yang rusak ke tas pinggang. Pukul 10-an pagi akhirnya saya siap berangkat berburu.

Thursday, August 22, 2013

Elegi Taman Djamoe Indonesia



Elegi. Suatu kata yang sering digunakan untuk menyebut jenis puisi atau lagu bernada penuh kesedihan dan kedukaan. Elegi juga bisa digunakan untuk menggambarkan perasaan (terlampau) sedih manakala menghadapi maupun melihat sesuatu, biasanya kematian, tragedi atau bencana. Kemarin, perasaan serupa muncul dalam diri saya ketika mengunjungi salah satu tempat wisata di sekitaran Kota Salatiga. Tempat wisata yang dibangun guna melestarikan salah satu kebudayaan asli negara kita-Indonesia.

Saturday, August 10, 2013

Malam Lebaran Dari Kampung Kami



Lafadz takbir terus menerus mengucur dari mulut kecil mereka. Awalnya terdengar lirih dan tidak kompak sehingga para orang tua yang mengekor di barisan belakang turut serta menyumbangkan suara. Temaram cahaya puluhan obor yang dibawa dalam barisan itu membawa warna bagi pekatnya malam itu-malam sebelum hari suci bagi seluruh umat Islam yang telah berhasil memenangkan peperangan melawan rasa lapar, hawa nafsu, dan godaan-godaan lain selama sebulan penuh. Semua orang tampak bergembira dan bersemangat. Saya yang berada di barisan paling belakang bersama beberapa kawan hanya bisa tertawa melihatnya. Terkadang candaan dan tawa terdengar dari bibir kami dalam rangka menyemarakkan barisan dan malam yang terus bergerak mengelilingi kampung. Kampung kecil tercinta kami semua.

Saturday, July 6, 2013

Makan Kalap Ala Soto Kemiri Pati

Soto kemiri porsi setengah

Kamis kemarin saya berkesempatan mengunjungi Kota Pati-kota yang menjadi kampung halaman sang papa. Saya tidak sendirian, adik, kakak dan tentu saja papa ikut menemani menuju kesana. Tujuan utama kami adalah melakukan ziarah ke makam kakek nenek dari pihak papa serta menengok kondisi tante dan rumah keluarga papa disana. Sebelum berangkat, saya dan kakak mengutarakan permintaan spesial kepada papa. Jauh-jauh ke Kota Pati rasanya kok kurang afdol kalau tidak mencicipi makanan khas dari daerah itu. Kakak langsung menagih untuk mampir ke warung nasi gandul sedangkan saya mengajak untuk membeli soto kemiri. Dua makanan itu bisa dikatakan sebagai primadona kulinernya dari Pati. Nasi gandul sendiri sudah pernah saya bahas dalam postingan terdahulu (coba cari di label culinary yak), jadi kali ini akan menjadi waktu untuk membahas soto kemiri yang bikin kalap. Kenapa kalap?

Friday, July 5, 2013

Wayang Oblok-Oblok: Ketika Wayang Berkolaborasi



Petang itu saya baru menyadari kalau ada notifikasi yang masuk ke akun twitter. Saya kemudian membuka smartphone dan membacanya. Dari Dian, teman jaman SMP dan SMA saya dulu. Saya lebih sering memanggilnya dengan sebutan Kura-Kura karena waktu SMP dulu ia anak yang cenderung lambat dalam segala hal, baik itu bergerak atau mencerna sesuatu. Entah bagaimana tingkahnya mengingatkan pada hewan peliharaan saya jaman dulu, seekor kura-kura hijau kecil yang serba lambat kalau mau bergerak. Yap, mirip sekali sama Dian. Lalu, apa yang membuat Dian tiba-tiba menghubungi saya? Intinya sih ia mengajak saya untuk pergi melihat pertunjukan wayang. Wah! Kenapa tidak?

Friday, June 28, 2013

Bendung Kalipait: Air Terjun Hijau Di Ujung Timur Pulau Jawa



The best part of traveling is to discover. Salah satu alasan kenapa saya begitu mencintai jalan-jalan adalah bertemu dan menemukan hal-hal baru di sepanjang perjalanan. Apa saja. Mulai dari hal-hal kecil yang sering diabaikan mata, hingga hal-hal besar yang secara jelas terlihat oleh seluruh panca indera. Mengamati masyarakat lokal berbicara, bertingkah laku dan kebiasaan-kebiasaan mereka. Mencoba apa yang penduduk lokal makan dan minum, serta mengunjungi tempat-tempat yang tidak pernah saya kunjungi sebelumnya. Semua itu benar-benar memperkaya. Baik memperkaya pengetahuan dan pengalaman, maupun membuat saya menjadi pribadi yang lebih baik. Dalam perjalanan saya ke Banyuwangi kemarin, meski saya dan teman-teman gagal melihat danau hijau yang termasyhur di Kawah Ijen tapi kami semua justru menemukan tempat wisata di sekitaran Ijen yang tidak kalah keren. Tempat itu bernama Bendung Kalipait. Hmm, apa yang keren dari tempat itu?

Tuesday, June 25, 2013

Memburu Blue Flame Di Kawah Ijen



Apakah anda sudah pernah melihat api biru?
Pernah? Dimana? Hahah, iya. Para ibu dan kalangan penggila masak memasak pasti sudah sering mengakrabi api biru ketika menggunakan kompor gas. Pula halnya para penggila kartun. Banyak karakter kartun atau anime yang menggunakan ataupun memiliki kemampuan mengendalikan si api biru. Sebut saja Azula, kakak Zuko dalam Avatar: The Last Airbender terlihat menggunakan api biru (blue flame/blue fire) selain juga memiliki kemampuan mengendalikan petir. Tapi tahukah kalian, kalau jauh sebelum inovasi manusia dalam menggunakan blue flame dalam kehidupan sehari-hari, Indonesia sendiri memiliki suatu tempat yang menghasilkan api biru secara alami. Yup, benar! Tempat itu adalah Kawah Ijen. Berbanggalah menjadi orang Indonesia. Tuhan nampaknya tengah bergembira ketika menciptakan surga di khatulistiwa ini. Semua-semua ada. Semua-semuanya juga serba indah. Termasuk fenomena api biru itu sendiri. Konon kabarnya api biru alami ini hanya ada dua di seluruh dunia. Selain di Kawah Ijen, tempat itu terletak jauh di Islandia sana. Still not proud with your country, huh?

Tuesday, June 18, 2013

Baluran Dan Perjalanan Melelahkan Menuju Kesana



"The journey has many bumps, twists and turns. But one day you will reach your destination. You'll know for sure then that it was all worth it. So keep on trusting and keep on walking. The end will be more glorious than you can imagine. "
-Anusa Atukorala-


Taman Nasional Baluran adalah salah satu destinasi wisata yang menjadi mimpi saya semenjak lama. Dulu, sekumpulan teman jalan saya sudah pernah mengajak untuk berkunjung kesana. Tapi saya terpaksa menolak ajakan mereka sehubungan dengan dana yang kagak ada ditambah waktu itu saya masih sibuk mengerjakan skripsi. Teman-teman saya akhirnya tetap berangkat ke Baluran tanpa saya dan memberikan oleh-oleh foto dan cerita yang membuat saya semakin bernafsu untuk mengunjunginya. Ah, sabana maha luas, pantai pasir putih  nan sepi dan juga sekawanan hewan liar sungguh mengundang ketertarikan di dalam diri ini. Pokoknya suatu saat nanti saya harus kesana! Harus! Saya pun mengompor-ngompori teman saya yang lain. Awalnya banyak banget yang berminat hingga akhirnya mendekati hari-H hanya enam orang yang menyatakan kesungguhan mereka. Keenam orang itu adalah kakak saya (Vica) dan kedua temannya, Mbak Lukit dan Mbak Septi, dua teman jalan-jalan dari jaman baheula si Nurul dan Aik, dan juga teman KKN saya dulu, si Dian. Setelah merundingkan, berangkatlah kelompok petualang kami yang terdiri dari dua pria dan lima wanita menuju ke Baluran yang terletak di ujung timur Pulau Jawa pada rabu malam (5 Juni 2013) lalu. Be-rang-kaaaat!!

Wednesday, May 15, 2013

Stunning Sragen: Mengunjungi Leluhur Manusia Dan Berkeliling Waduk Pakai Perahu



Kalau buat saya, traveling itu tidaklah harus jalan-jalan ke suatu tempat yang jauh, ke luar negeri atau ke pulau terluar Indonesia misalnya. Err, ini pendapat saya personal loh ya. Traveling itu lebih ke persoalan memberikan kepuasan hati. Jadi, sebenarnya tidak ada korelasi yang cukup signifikan antara jarak tempat dengan kepuasan hati. Selama yang dekat-dekat juga bisa memberikan kepuasan hati, kenapa ngebet ke yang jauh-jauh? Lagipula semakin jauh tentunya semakin besar juga kan biaya yang harus kita keluarkan? Hohoh. Berdasarkan pemikiran dan pendapat pribadi inilah saya punya keinginan untuk traveling di daerah yang dekat-dekat dengan posisi saya berada terlebih dahulu. Saat ini, saya tengah berada di Salatiga. Suatu daerah yang berada di bawah lindungan Provinsi Jawa Tengah. Provinsi Jawa Tengah sendiri terdiri atas 35 Kabupaten dan Kota termasuk Kota Salatiga. Bayangkan aja deh, kalau kita diberi satu hari saja untuk mengelilingi satu kota/kabupaten, maka dibutuhkan satu bulan lebih untuk mengelilingi Jawa Tengah. Itu baru Jawa Tengah...belum Pulau Jawa...belum pula Indonesia. See?

Friday, May 10, 2013

Pssst, Ada Air Terjun Dan Candi Tersembunyi Di Banyubiru!



Banyubiru adalah nama salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Semarang. Letaknya tak jauh dari Salatiga, tak jauh pula dari Ambarawa. Mungkin sama-sama butuh waktu 45 menitan untuk menuju kecamatan ini baik dari Salatiga maupun Ambarawa. Awalnya, tak banyak hal menarik yang saya tahu dari wilayah ini. Hingga kemudian perjalanan saya bersama Yanta dan Meykke pada 30 April 2013 yang lalu telah sukses membuka kedua mata ini kalau di Banyubiru ada hal yang pantas untuk dikunjungi. Tidak hanya ada satu, tapi dua obyek wisata tersembunyi di wilayah Banyubiru. Siapa sangka ada candi di Banyubiru? Siapa sangka pula ada air terjun kembar yang dimiliki Banyubiru? Tak percaya? Baiklah, fasten your seatbelt. Mari ikut menjelajahi bersama saya melalui postingan ini. Siap? *kencengin tali sepatu*

Thursday, May 9, 2013

Benteng Willem I: Jejak Peninggalan Belanda Di Ambarawa



Bangunan tua sisa jaman kolonial selalu sukses bikin saya penasaran berat. Arsitekturnya yang kokoh dan mengagumkan memang pantas menjadikan bangunan-bangunan kuno ini patut untuk dikunjungi. Sayangnya, Indonesia adalah contoh negara yang kurang menjaga dan merawat bangunan-bangunan tua tersebut. Di berbagai daerah, bangunan kolonial ini dibiarkan teronggok dimakan usia tanpa mendapat perhatian khusus dari pemerintah daerahnya. Ada sih yang dimanfaatkan sebagai gedung perkantoran atau pula museum. Namun, presentasenya kecil dibandingkan lebih banyaknya gedung-gedung kuno yang dirubuhkan dan digantikan oleh gedung-gedung modern. Dengan berat hati, saya mengakui Kota Salatiga adalah salah satu kota yang kurang bisa menghargai bangunan kuno, bahkan ada salah satu bangunan yang dirubuhkan dan rencananya hendak digantikan dengan bangunan mall modern. Beritanya pun menyebar luas dimana-mana. Hiks. Padahal, banyak negara yang berhasil menjaga bangunan kuno dan justru mampu mengundang masuknya arus wisatawan ke negara tersebut. Malaka di Malaysia, Ho Chi Minh di Vietnam adalah beberapa contohnya. Anyway, dekat dengan Salatiga terdapat satu daerah yang cukup kaya akan peninggalan bersejarah. Daerah itu adalah Ambarawa-suatu tempat yang pernah menjadi zona pertempuran antara warga pribumi dengan pasukan sekutu yang dikenal dengan Pertempuran Empat Hari Ambarawa.

Wednesday, May 8, 2013

Latihan Mendaki Di Gunung Andong - Part II End



Sekitar jam 10 kurang 15 menit, sampailah kami di persimpangan jalan. Salah satu jalan menuntun kami menuju puncak, sedangkan jalan lainnya membawa ke semacam pondokan kecil. Penasaran, kami pun memutuskan untuk melihat pondokan sebelum berjalan naik menuju puncak. Letak pondokan ini memang tidak jauh dari persimpangan jalan tadi, meski posisinya yang lebih tinggi membuat kami berjalan sedikit menanjak. Sedikit kok. Beneran deh. Sesampainya di dekat pondokan tersebut akhirnya kami paham untuk apa pondokan ini dibuat. Ada bekas api unggun di depan pondokan sederhana tersebut yang mengukuhkan fungsinya sebagai shelter untuk beristirahat bagi para pendaki dengan niatan bermalam di Gunung Andong. Sayangnya, kondisi pondokan itu nampak kacau dengan corat coret tidak jelas dari ulah tangan-tangan jahil di dinding-dindingya. Belum lagi, sampah-sampah berserakan pula di sekitar halamannya. Duh, rasanya jadi gemes. Ayo dong, jaga lingkungan kita-gunung kita. Bawa lagi kek sampah yang udah kita hasilkan. Jangan ditinggal di gunung begitu aja dong. Kasian kan gunungnya? *puk-pukin Gunung Andong*

Thursday, May 2, 2013

Latihan Mendaki Di Gunung Andong - Part I



Sebagai seorang yang lahir dan besar di Salatiga, tentunya mata saya sudah tidak asing menatap jajaran gunung-gunung setiap harinya. Yap, Kota Salatiga adalah salah satu kota di Jawa Tengah yang berada dalam perlindungan berbagai gunung yang mengelilingi. Gunung Merbabu adalah gunung yang paling besar sekaligus mencolok mata karena dari seluruh sudut kota kecil ini, gunung itulah yang paling bisa terlihat dan dilihat dengan jelas. Sayangnya, meski sudah sedewasa ini (mau 22 tahun cuuy!) niat saya untuk mendaki Gunung Merbabu belum kesampaian-kesampaian. Duh, rasanya buat saya pribadi sih malu luar biasa. Seolah-olah Kartu Tanda Penduduk (KTP) saya dipertanyakan keasliannya. Tsaaah! Semenjak saya sudah dinyatakan lulus dari kampus, entah kenapa hasrat untuk mendaki Gunung Merbabu kembali menggebu-gebu. Seumpama putri tidur, hasrat saya ini terbangun setelah dicium mesra oleh sang pangeran (apa sih? *abaikan*). Tapi  bagi saya Gunung Merbabu sepertinya tidak mudah untuk didaki, perlu persiapan nan matang jauh-jauh hari sebelum mendakinya. Berbekal hasrat menggebu itulah, akhirnya saya rela melakukan persiapan yang agak gila. Persiapan itu adalah mendaki gunung lain yang memiliki track dan tantangan yang nyaris serupa dengan Gunung Merbabu. Yah, hitung-hitung latihan. Dan setelah menimbang, mengingat dan memutuskan, maka terpilihlah Gunung Andong sebagai sarana latihan saya.

Saturday, April 27, 2013

Teringat Masa Kecil Di Museum Anak Kolong Tangga




Kadang saya kasihan sama anak-anak kecil jaman sekarang. Kemajuan teknologi yang derasnya minta ampun membuat anak-anak kecil terpenjara. Terpenjara oleh mainan-mainan modern mereka yang kini serba digital. Iya sih, emang nampak lebih menarik dengan grafis dan tema yang enchanting. Tapi ya udah, dunia main mereka ya cuma di depan atau sekitaran gadget mereka. Beda banget deh sama jaman dulu. Sebagai anak generasi 90-an, meski mainan juga sudah mulai modern semacam play station, tamagochi, tamiya, atau crush gear tapi toh saya masih sempat juga main mainan tradisional. Saya masih ingat dulu sering lari ke kebun samping rumah demi bermain layangan bahkan rela nyebur di sungai kecil depan rumah demi mencari cethul (ikan kecil yang hidup di sungai). Pokoknya, waktu itu dunia main kami maha luas dan kami bebas berlarian kemana saja. Beda banget kan sama anak-anak kecil jaman sekarang? Rasa kasihan dan prihatin mungkin pulalah yang menjadikan Rudi Corens seorang warga Belgia menginisiasi pembentukan museum untuk anak-anak yang penuh dengan mainan anak dari masa lampau. Dengan begitu, anak-anak kecil jaman sekarang tidak melulu hanya bisa duduk manis menikmati mainan digitalnya akan tetapi juga bisa tergerak untuk berdiri dan berlarian bebas di luaran sana. Penasaran?

Thursday, April 18, 2013

Menghabiskan Senja Di Kalasan, Menuntaskan Malam Di Prambanan



Jam sudah menunjukkan pukul empat sore ketika kami sampai di Kalasan-suatu daerah yang menjadi bagian dari Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Masih sekitar 3,5 jam lagi sebelum pertunjukan Sendratari Ramayana yang akan kami tonton dimulai. Sabtu (7 April 2013) lalu, saya, papa, mama, kakak serta adik saya memang tengah menyambangi Jogja karena sekalian mengantarkan Bude saya pulang. Err, tapi kalau dipikir-pikir sudah jauh-jauh ke Jogja masa cuma ngantar terus pulang? Akhirnya kedua orang tua saya memutuskan untuk mengadakan jalan-jalan dadakan dan tujuannya biar nanti lihat saja waktu sampai disana. Setelah itu , sampailah pada keputusan kami kalau hari itu akan kami gunakan untuk menikmati sendratari di Candi Prambanan. Mama saya memutuskan untuk booking terlebih dahulu menggunakan telepon. Kamipun segera berangkat ke Jogja dan ternyata kami sampai disana 3,5 jam lebih awal dari pertunjukan tersebut. Setelah istirahat dan sholat sebentar, saya mengusulkan untuk menyambangi Candi Kalasan terlebih dahulu. Yah, mumpung dekat dan sekalian menghabiskan waktu kan ya?


Tuesday, April 9, 2013

Sejenak Melepas Penat Di Pasar Triwindu Solo



Saya penat. Literally. Apalagi, semenjak sudah tidak ada kegiatan berarti bagi saya sebagai mahasiswa selain menunggu wisuda pada akhir bulan ini...duh bener-bener bingung mau ngapain. Mau jalan-jalan yang jauh, eh duitnya tidak ngumpul-ngumpul. Mana mau minta uang saku ke orang tua agak tak enak hati karena juga sudah jarang ke Semarang lagi. Bzzz, memang jobless dan moneyless itu kombinasi yang menyakitkan! Syukurlah, salah seorang sahabat saya sedari SMA si Olin tiba-tiba mengajak saya untuk menghadiri job fair yang diadakan di UNS Solo. Olin yang sudah wisuda duluan bulan lalu mengatakan bahwa ini kesempatan bagus biar saya yang masih "hijau" ini setidaknya punya gambaran tentang job fair. Tambahnya lagi sih nanti kalau sesudah dari job fair  itu nanti kita bisa jalan-jalan berkeliling sebentar di Kota Solo. Ah! Saya pun mengiyakan saja tawaran darinya. Saya jadi punya alasan buat keluar dari rumah dan (tentunya) mendapatkan uang saku dari orang tua heheh. Oke, saya akan men-skip cerita tentang job fairnya. Bukan berarti ikutan job fair itu tidak menghasilkan apa-apa, banyak pengalaman dan pelajaran yang bisa saya petik dari sana. Namun entah kenapa saya lebih tertarik menceritakan pengalaman jalan-jalan instan saya bersama Olin ke salah satu tempat yang menarik dikunjungi di Kota Solo. Apakah itu?


Saturday, April 6, 2013

When Cassava Meets Cheese, Try Singkong Keju D-9!



Pernahkah anda mengalami dimana kerabat atau teman yang nun jauh disana justru tahu hal-hal menarik tentang kota anda? Err, saya pernah. Agak memalukan sih sebenarnya, apalagi ketika ditanya soal hal itu saya cuma bisa mlongo doang saking gak ngehnya. Beberapa hari ini Bude saya yang tinggal di Denpasar tengah berlibur di kampung halaman saya, Salatiga. Ah, telah lama sekali kami tidak berjumpa. Obrolan pun terus mengalir di antara kami semua. Salah satu obrolan paling membingungkan adalah ketika Bude menyuruh saya untuk membelikan Singkong Keju D-9. Hah? Saya cuma bisa memasang muka bingung. Suer, seumur-umur baru pertama kali dengar nama itu. Makin bengong lagi ketika Bude saya menambahi kalau itu makanan khas Salatiga yang konon kabarnya semua orang Salatiga tahu. Lah? Lha saya? -_- *berasa udik*

Sunday, March 10, 2013

Jalan-Jalan Semarangan: Wisata Murah Ke Sam Poo Kong Dan Ranggawarsita

Sam Poo Kong

Annyeong! Good night everybodyyyy!
Hey hey hey, Jalan-Jalan Semarangan is baccckkk nih! Kota Semarang ternyata punya sejuta pesona yang mampu membius para wisatawan dengan obyek-obyek wisatanya. Mau santai di pantai? Ada. Mau melihat bangunan tua? ada banget. Mau mengunjungi museum? banyak. Mau mencari suasana oriental? Kelenteng bisaaaa. Ah, pokoknya lengkap! Nah, kali ini saya akan melanjutkan kembali cerita tentang jalan-jalan di obyek-obyek wisata yang ada di Semarang.  Dua obyek wisata yang telah kami sambangi pada 21 Februari 2013 yang lalu adalah Kuil Sam Poo Kong dan Museum Ranggawarsita. Eh sebentar, kok pakainya kami? Iya, soalnya saya tidak sendirian. Tetep tuh setia ditemani sama si Nurul dalam mengubek-ubek tempat wisata. Hahah semoga kalian semua tidak bosan dengan kami ya. So, mari kita segera mulai cerita jalan-jalan Semarangannya! *siap-siap popcorn*

Friday, March 1, 2013

Ngos-Ngosan Mengejar Matahari Terbit Dari Puncak Sikunir



"Know where to find the sunrise and sunset times and note how the sky looks at those times, at least once".
-Marilyn vos Savant-

Sejujurnya, saya bukanlah seorang traveler yang tergila-gila akan momen matahari terbit dan matahari terbenam. Ada kan tuh traveler yang pergi dari satu gunung ke gunung lainnya, atau dari pantai ke pantai lainnya ya cuma buat mengejar momen sunrise maupun sunset dari tempat-tempat itu. Err, memang sih orientasi dan kegemaran traveler bisa saja berbeda satu dengan lainnya. Sah-sah saja kalau mereka pergi ke suatu tempat ke tempat lain demi mengejar sunrise atau sunset toh katanya pemandangan sunrise dan sunset itu tidak pernah sama antara satu tempat dengan tempat lainnya. Sebentar, ini bukannya saya tidak menyukai mengejar momen matahari terbit dan terbenam yah. Saya juga terkagum-kagum kok kalau bisa menyaksikan itu. Tapi sekali lagi, itu bukan prioritas utama saya selama mengunjungi suatu tempat. Alasan dasar sih, duh sebenarnya karena saya susah bangun pagi! Serius, normalnya saya ini tipe orang yang baru bisa tidur selepas tengah malam jadi mana kuat mata saya merem sebentar lalu melek lagi buat melihat matahari terbit? Nooo. Eh tapi kalau saat jalan-jalan ke suatu daerah terus mendengar disana ada spot bagus untuk melihat sunrise atau sunset, saya bakal bela-belain bangun pagi-pagi buta atau ngelangut menunggu matahari terbenam kok. Yah seperti kata Marilyn vos Savant di atas, setidaknya sekali-sekali juga tidak masalah  kan? heheh. *terkekeh protagonis*

Saturday, February 16, 2013

2 Hari 1 Malam Menyapa Negerinya Para Dewa



"What you may think are trials and tribulations, are just moves in God's plan. Always remain faithful."
-Unknown- 

Sekali lagi, rencana Allah memang tidak bisa diduga oleh manusia. Mungkin sebagian dari kita hanya bisa menggerutu dan kecewa manakala rencana yang telah kita susun tidak terlaksana. Namun percayalah, Tuhan kita tidak pernah tidur dan telah mempersiapkan rencana-rencana lain bagi kita. Salah satunya adalah pengalaman jalan-jalan saya kemarin. Err, masih ingatkah stufliers semua tentang rencana tahun lalu saya untuk jalan-jalan ke Dieng bersama para tetangga yang kemudian gagal di detik-detik terakhir karena terjadi hal tidak mengenakkan? Nah, siapa yang bakal mengira kalau beberapa bulan kemudian akhirnya saya kesampaian menyapa negerinya para dewa (sebutan untuk Dieng) meskipun bukan ditemani oleh para tetangga saya. Tersebutlah, Mas Febry dan Dian-dua teman KKN (Kuliah Kerja Nyata) saya dulu yang kemudian menemani saya untuk menjelajahi Dieng. Semua berawal dari ajakan si Dian untuk berjalan-jalan dalam rangka mengisi libur semesteran. Saya pun akhirnya mengusulkan pada si Dian untuk mengunjungi Dataran Tinggi Dieng soalnya dari dulu saya penasaran banget untuk menyaksikan sunrise dari Puncak Sikunir yang sering sekali digembor-gemborkan oleh traveler lain sebagai salah satu spot terbaik untuk menyaksikan matahari terbit di Indonesia. Dengan respon yang sangat cepat si Dian pun menyetujui usulan saya. Tak lupa Dian juga menawari rekan-rekan KKN saya yang lain terkait rencana jalan-jalan kami. Semua serba mendadak. Saya yang buta tentang Dieng akhirnya mencoba bertanya-tanya ke berbagai grup jalan-jalan di facebook terkait akomodasi selama disana, alhamdulillah-nya respon dari para traveler di berbagai grup juga sangat cepat. Salah seorang traveler bahkan sampai memberikan tips sangat lengkap yang lebih mirip disebut sebagai suatu itinerary daripada suatu tips. Salah seorang teman dari CouchSurfing, Eva-bahkan merekomendasikan satu penginapan murah disana yang cukup dengan mengucapkan kata-kata sakti eh saya berhasil memesan satu standard room (dengan dua bed) ditambah extra bed dengan harga terjangkau (hayoo, pasti pada penasaran kata-kata sakti yang saya maksud kan? :p). Yoshaa!

Friday, February 8, 2013

Jalan-Jalan Semarangan: Mutar-Muter Demi Tay Kak Sie


Salah satu hal yang saya sukai dalam kegiatan traveling selama ini adalah mengagumi tata kota suatu daerah beserta bangunan-bangunan unik dan keren yang ada di daerah tersebut. Makanya, jangan heran kalau saya begitu bernafsu bila mendapat ajakan untuk menyambangi kawasan kota lama yang ada di suatu daerah ataupun mengunjungi landmark-landmark yang ada disana mulai dari tugu, candi, masjid, bangunan kuno, hingga jembatan saya pasti suka. Namun ada dua bangunan yang menjadi favorit saya kalau tengah berkunjung ke suatu daerah yakni gereja dan kelenteng. Why? It's simply karena biasanya kedua bangunan tersebut didesain dengan unik dan menarik. Mayoritas sih mengikuti pakem design bangunan bergaya Eropa atau Asia yang entah mengapa bisa sukses membuat saya berdecak kagum. Err, kekaguman itu mungkin ada kaitannya dengan faktor saya yang selama ini belum pernah sekalipun (catat, SEKALIPUN *trims*) berpetualang dan menginjakkan kaki ke negeri orang (apalagi ke Eropa...belum mampu gan!) sehingga cukup dengan melihat tiruan desainnya saja saya sudah merasa puas. Hiks. Nah baru-baru ini, saya dan salah satu teman jalan-jalan saya si Nurul (lagi-lagi? heheh) berkesempatan untuk melihat kelenteng tertua yang ada di Kota Semarang. Yep yep, kelenteng yang saya maksud adalah Kelenteng Tay Kak Sie. Eh tapi entah saya yang benar-benar buta arah atau bagaimana, perjalanan ini begitu menguras fisik dan mental (oke, agak lebay :p). Bayangkan kami harus mutar-muter kesana kemari karena tersesat dan tak tahu arah yang pasti. Grrrrrr.

Sunday, February 3, 2013

Gecok Kikil, Si Makanan Legenda Yang Mulai Terlupa


Bisnis makanan memang selalu mengalami pasang surut. Tak ubahnya bagaikan oasis di padang gurun gersang, ramai didatangi hingga kelak waktunya tiba dia pun akan menghilang. Ya, akan seperti itu bahkan oasis yang besar sekalipun. Demikian pula dengan bisnis makanan (kuliner), akan ada masanya dia ramai dikunjungi pelanggan namun bila tak pintar mempertahankan maka makanan itupun akan ditinggalkan pelanggan dan sejurus kemudian ia menghilang. Tak tanggung-tanggung hal seperti ini tidak hanya menimpa komoditas kuliner baru saja melainkan kuliner yang sudah lama ada di suatu daerah bisa tuh bernasib serupa. Salah satu contohnya adalah kuliner legenda dari kampung halaman saya-Salatiga, yah meskipun tidak hilang...lang...lang, tapi penjual yang saya temui dewasa ini baru berjumlah satu orang saja seantero kota! Terdengar mengenaskan? Banget! Asal tahu saja, dulu ketika saya masih kecil menemukan penjual makanan itu...duh bagaikan melihat minimarket modern di tahun 2013 atau dengan kata lain gampang sekali saking bejibunnya yang berjualan. Nah kalau sekarang menemukan penjual makanan tersebut bagaikan melihat minimarket di awal tahun 2000-an. Susyeeeeh-nya minta ampun. Entahlah saya juga kurang begitu mengerti alasan di balik menghilangnya para penjual makanan legenda itu. Apakah karena konspirasi zionis seperti yang santer terdengar di berita akhir-akhir ini? *eh* 
Ah, saya hampir lupa memperkenalkan makanan legenda itu kepada kalian. Baiklah, mari saya perkenalkan.

Monday, January 28, 2013

Jalan-Jalan Semarangan: Mengintip Dua Obyek Wisata di Semarang Atas

Pagoda Avalokitesvara

Tercatat sudah 3 tahun lebih saya menimba ilmu di Kota Semarang. Kota besar yang menjadi Ibukota Provinsi Jawa Tengah ini nyaris pernah bagaikan rumah utama dikarenakan dalam satu minggu lebih banyak waktu yang saya habiskan disana daripada di kampung halaman, Salatiga. Tapi itu dulu, saat saya masih aktif menjadi mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di kota tersebut. Nah kalau sekarang, berhubung saya mahasiswa tingkat akhir yang sudah tidak ada tanggungan kuliah lagi kecuali skrip-shit skripsi maka jadi jarang sekali waktu yang saya habiskan di kota itu. Otomatis, saya jadi semi pengangguran. Kalau pas ada giliran bimbingan ke dosen pembimbing ya saya ke Semarang kalau tidak ya cuma leyeh-leyeh aja di rumah. Terkadang sih ke Semarang juga kalau memang lagi jenuh sama kondisi rumah yang sepi dan cocok bikin malas-malasan. Eh tapi, kalau ke Semarang cuma buat numpang tidur di kos juga kayanya aneh banget kan? Untunglah ada salah satu teman dekat saya si Nurul yang mengusulkan agar waktu ke Semarang dipakai juga buat jalan-jalan "Semarangan" alias jalan-jalan keliling Kota Semarang. Waktu itu sih ceritanya si Nurul kebetulan lagi senggang sekaligus tengah penat seusai magang. Ah! Kenapa tidak? Pikir saya waktu itu. Toh kalau boleh jujur meskipun sudah 3 tahun lebih tinggal disana, masih banyak tempat wisata yang belum saya kunjungi di Semarang. Bahkan saya baru pernah mengunjungi Gedong Lawang Sewu dan Pantai Marina saja. Kamipun googling dan cari info kesana kemari, dan ternyata saudara-saudari...Semarang punya banyak tempat yang asyik buat dijelajahi. Mau bukti?

Saturday, January 12, 2013

Serabi Ngampin: Pancake Tradisional Nan Imut Dari Ambarawa



Ni haoooo! Ni men hao ma? Semua siap digoyang?  *dikoplok panda*
Hahah apa kabar kalian semua di bulan pertama tahun 2013 ini? Tetap luar biasa kan?
Postingan pertama dari saya di tahun ular air ini akan berkisar seputar hal yang selalu membuat orang mendatanginya ketika lapar menerpa dan akan mengubah bahagia ketika rasa puas melanda. Yap, tema postingan kali ini adalah kuliner dan yang akan saya bahas adalaaaaahhh....SERABI NGAMPIN! Selamat anda menang! *salaman, eh dikira kuis?*
Hayoo, adakah yang pernah mendengar nama Serabi Ngampin? Belum? Aduh, iya deh saya maklum kok. Serabi Ngampin memang tidak setenar namanya dibandingkan serabi-serabi yang berasal dari Surakarta atau Yogyakarta seperti Serabi Notosuman dan Serabi Kocor misalnya. Eh tapi, jangan salah. Serabi Ngampin juga sudah ada sejak lama dan tidak kalah rasanya dari serabi-serabi lain kok. Mari kita bahas lebih lanjut stufliers!