Thursday, August 29, 2013

A Snapshot's Story From A Bored Man: Jalan Lingkar Salatiga



Ceritanya pagi itu saya sedang suntuk. Tidak ada acara berarti yang bisa saya lakukan selain harus ke pusat kota untuk membetulkan jam tangan di tukang servis langganan. Entah darimana datangnya, tiba-tiba tercetus ide untuk hunting foto di sekitaran Kota Salatiga. Kebetulan, cuaca pagi itu tampak cerah. Langit berwarna biru tua terlihat sejauh mata memandang, bersih tanpa diselingi oleh riak-riak awan. Seusai mandi, saya mempersiakan segala sesuatu-mulai dari memanasi motor bebek kesayangan, mengecek kelengkapan kamera digital serta memasukkan jam tangan yang rusak ke tas pinggang. Pukul 10-an pagi akhirnya saya siap berangkat berburu.

Motor bebek brand Jepang berwarna dominan merah dengan hiasan hitam-putih pun saya geber ke arah Jalan Lingkar Salatiga. Jalan itu adalah jalan yang diperuntukkan sebagai jalur alternatif penghindar keramaian pusat kota dan membentang dari ujung ke ujung Kota Salatiga. Sebagian besar warga khususnya para anak muda lebih mengenal jalan sepanjang 11,3 Km ini dengan sebutan JB (baca Je-Be) akronim dari Jalan Baru. Nama itu sepertinya bakalan terus tersemat, pasalnya jalan yang selesai dibangun sejak 2011 ini tercatat belum diresmikan oleh pemerintah meski sudah bisa dilalui sejak selesai pembangunan. Lagipula, pertumbuhan pembangunan fisik di kota kami berjalan dengan lambat. Entah kapan akan ada jalan baru lagi.

Si motor kesayangan


Jalan Lingkar Salatiga merupakan salah satu spot favorit saya untuk menikmati pemandangan. Sewaktu masih jadi penglaju mingguan Salatiga-Semarang, ketika berangkat dan pulang saya selalu memilih lewat jalur ini dibandingkan lewat jalur lama yang membelah pusat kota. Selain lebih sepi, tentu saja saya terbuai oleh pemandangan yang disajikan. Melewati jalan ini seolah-olah mampu memberikan dorongan energi ketika saya berangkat, maupun menghapuskan rasa lelah ketika perjalanan pulang.

God bless the road

Ada yang unik di jalan ini. Setiap hari minggu tiba, di salah satu bagian dari jalan lingkar dipakai warga untuk berdagang dan terciptalah semacam pasar dadakan yang memenuhi dua ruas jalan. Berbagai jenis barang bisa ditemukan dan diperdagangkan di kala masa pasar datang, mulai dari makanan, pakaian, binatang peliharaan hingga barang-barang unik. Flea market ala Salatiga ini biasanya berlangsung dari jam enam pagi sampai jam 11 siang.  Para pengguna setia jalan lingkar sudah paham dan memaklumi sehingga setiap minggu tiba, mereka memilih melewati kembali jalur lama untuk terhindar dari kemacetan.

Sembari menggeber motor pelan, saya mengedarkan indera penglihatan ke seluruh penjuru. Perburuan kali ini sekaligus saya gunakan untuk mengasah mata untuk menjadi frame-spotter terhadap hal-hal yang tersaji di depan. Sesekali saya berhenti di pinggir jalan dan mengeluarkan kamera digital manakala melihat hal-hal menarik mata. Beberapa pengguna jalan terkadang nampak memperhatikan melalui ekor mata mereka ketika kami berpapasan. Mungkin bertanya-siapa orang yang pagi ini mengendarai motor tak tentu arah, bolak balik kemudian berhenti untuk membidikkan kamera digitalnya kesana kemari? Yah, itu saya. Seseorang yang mencoba menghapuskan kepenatan di pagi itu.

Gunung Andong dan Gunung Telomoyo

I'm starting my personal project. I'll take a photo of my
peace finger wherever i am. Just make peace not war, kay?

A new chapter has begun for those paddies

Dua sepeda tua

Ngecoba miringin garis horizon

 Merbabu-Si Gunung Wanita

Lampu

An old abandoned house.This house really attracted my eyes.
You know the feeling of being abandoned, rite? :(



Salam Kupu-Kupu ^^d

No comments:

Post a Comment