Tuesday, November 12, 2013

Jelajah Kota Batu-Part I: Berwisata Serba Hijau



Ada sebuah kota yang letaknya tepat di utara Kabupaten Malang. Banyak orang mengira kota ini merupakan bagian dari Malang, padahal kota yang kaya akan tempat wisata tersebut sudah resmi berdiri sendiri sejak tahun 2001. Kota Batu merupakan salah satu hasil pemekaran daerah dari Kabupaten Malang dan telah dikenal bahkan sejak Provinsi Jawa Timur masih berupa kerajaan-kerajaan. Letaknya yang berada di kaki gunung dengan cuaca yang sejuk membuat Kota Batu dulu digunakan sebagai tempat beristirahat dan berleha-leha oleh keluarga raja. Di masa kolonial pun Kota Batu dicintai oleh para wong londo sampai-sampai banyak yang memutuskan untuk menetap dan membangun villa disana.

Beberapa waktu yang lalu, saya berkesempatan menyambangi kembali Kota Batu. Kali ini bersama seluruh anggota keluarga, lengkap tanpa terkecuali. Beuh, saat menyusun daftar tempat wisata yang hendak dikunjungi saja saya sudah kebingungan. Ada banyak tempat wisata di kota ini dan semuanya tampak menarik untuk didatangi. Sayangnya, waktu kami terbatas sehingga kami harus (terpaksa) memilih.

Nah, rencananya saya akan membuat dua postingan berseri dari pengalaman kami kemarin. Postingan kali ini a.k.a. seri pertama akan membahas wisata serba hijau yang kami lakukan selama berada di Kota Batu. Kenapa serba hijau? Yup, destinasi yang kami kunjungi semuanya berkaitan dengan dunia tumbuh-tumbuhan, mulai dari melihat taman bunga warna-warni hingga memetik buah apel langsung dari kebunnya! Wah, pasti banyak yang sudah bisa menebak tujuan-tujuan kami. Kalau ada yang belum bisa menebak, jangan khawatir, lemme tell you right now.


1. Taman Rekreasi Selecta 

Gerbang Selecta

Pagi itu mobil yang kami tumpangi berjalan pelan melewati Jalan Bukit Berbunga. Nama jalan yang unik karena jalannya memang terus menanjak dengan dihiasi oleh puluhan penjual tanaman hias sepanjang jalan. Tak berapa lama, sampailah kami di pintu gerbang Taman Rekreasi Selecta. Taman ini dulunya didirikan dan dimiliki oleh warga Belanda pada 1928. Bentuknya berupa kompleks seluas 18 Ha dan terdiri atas taman bunga, kolam renang dan villa. Villa-nya cukup bersejarah karena pernah diinapi oleh Bung Tom-Bung Hatta dan digunakan sebagai tempat beristirahat serta mencari inspirasi. Insiden bumi hangus pernah dialami oleh taman ini meski kemudian dibangun ulang pada tahun 1950.

Selecta on the grass

Kini, Selecta telah menjelma menjadi salah satu tempat wisata favorit seluruh orang. Seperti pagi itu, saat telah melewati pintu gerbang saya langsung tertampar kenyataan. Kenyataan kalau area parkir nyaris penuh oleh bus wisata dan kendaraan pribadi. Entah ada berapa ratus pengunjung yang menjubeli Selecta selain kami sekeluarga. Mereka ada yang tampak asyik berenang, tampak riang mencoba wahana permainan (flying fox, kora-kora, naik kuda dan perahu bebek), atau sekedar duduk-duduk di pinggiran taman. Kami pun mulai berjalan menjelajahi taman ini. Bagi para pengunjung, sudah disediakan jalan setapak di area dalam taman. Jalan ini membuat para pengunjung bisa menikmati seluruh bagian taman. Naik ke bukit kecil, turun, melewati taman bunga, lewat pinggir kolam renang dan sampai di pintu keluar. Tanaman berbunga merah besar langsung menyambut di titik awal jalan.


Kakak saya foto dengan latar kolam renang
dan area permainan

Adik saya naik kuda poni.
Saya mau naik kok ndak tega. -_-

Deretan bunga penyambut

Kalau boleh jujur, Selecta tak terlalu menarik hati saya. Kebanyakan permainan yang ada hanya diperuntukkan bagi anak-anak. Hal paling oke, tentu saja taman bunganya. Terpusat di tengah-tengah kompleks, ratusan bunga tampak indah dipandang mata. Bunga-bunga berbagai jenis ini dikelompokkan sesuai warnanya: merah, kuning, putih, oranye dan ungu. Cantik sekali!

Highlight-nya Selecta

Hello gorgeous!

Setelah melihat taman bunga, kami memutuskan untuk menyambangi pasar wisata yang ada di area luar taman. Berbagai macam oleh-oleh khas Malang, kuliner, tanaman, sayuran dan tentu saja bunga warna warni dijual disana dengan harga terjangkau. Tiga bungkus tomat, harganya cuma 5.000 perak!

Salah satu bagian dari pasar wisata



2. Kusuma Agrowisata

Pintu masuknya lucu :p

Agrowisata ini sudah menjadi semacam trade mark-nya Kota Batu saking terkenalnya. Hampir serupa dengan Selecta, tempat ini terdiri atas area seluas 100 Ha yang terbagi menjadi area hotel dan villa serta area kebun buah. Atraksi utama yang disajikan di tempat ini tentu saja adalah memetik buah dari kebun-kebun yang ditawarkan dengan sistem paket.

Kami sekeluarga baru sampai di Kusuma Agrowisata menjelang pukul tiga sore. Dua jam lagi tempat ini akan berhenti beroperasi. Buru-buru kami segera menuju information desk menanyakan paket yang tersedia hari itu. Kami kurang beruntung, paket memetik buah strawberry telah ditutup karena strawberry sudah habis dipetik oleh pengunjung sebelumnya. Paket paling murah-paket memetik dua buah jambu dan dua buah apel (termasuk juice dan roti bakar)  per orang, akhirnya kami pilih. Tiket per paket, kalau buat saya pribadi, memang bisa dibilang relatif mahal. Untung saja semua biaya ditanggung orang tua. Heheh.


Juice dan Roti bakar...baiklah.

Seorang perempuan muda menyapa. Dialah guide kami kali itu. Dengan berjalan kaki, kami diantarkan menuju ke kebun jambu terlebih dahulu. Jambu yang dimaksud ternyata adalah jambu biji. Halah, ini mah dulu waktu kecil saya sering metik di halaman depan rumah tetangga!-pikir saya pertama kali. Eh tapi tunggu, jambu yang disini ukurannya lebih besar daripada jambu di halaman depan rumah tetangga saya. Kami langsung berpencar untuk memburu jambu incaran masing-masing. Si mbak pemandu setia menemani sembari memberikan tips-tips memilih dan memetik jambu biji.

Jambu biji 

Selanjutnya, dia membawa kami menuju Kebun Apel. Apel adalah buah yang menjadi maskot bagi Kusuma Agrowisata bahkan meluas menjadi maskot kota. Ratusan tanaman apel tumbuh dan berbuah cukup lebat disana. Menurut mbak pemandu, ada dua jenis apel yang ada di kebun ini, apel ana dan manalagi. Masing-masing memiliki perbedaan khususnya pada corak warna dan rasa manisnya.

Kenalkan aku apel manalagi

Uniknya, tumbuhan apel yang ada di kebun ini bentuknya kerdil-kerdil. Semenjak dalam masa pertumbuhan awal, mereka memang sengaja dikerdilkan agar memudahkan saat panen nanti. Kata mbak pemandu, tanaman apel ini menjalani program "tumbuh itu ke samping, bukan ke atas", selorohnya menirukan kebalikan tagline iklan susu di televisi. Ihir, serupa dong sama saya. Hahah. FYI, memetik buah apel tidak bisa sembarangan loh. Buah apel yang sudah kita incar harus diputar-putar terus sampai terlepas dari gagangnya. Dari area kebun apel, terlihat jelas Gunung Arjuna di ufuk depan sedangkan Gunung Panderman ada di ufuk belakang. Keren dah view-nya!

Apel yang dikerdilkan

Ada agroflora juga

Keluarga Sulistio foto bareng
token Cecak Hijau

Suatu destinasi wisata memang bisa diciptakan dan dihasilkan dari mana saja. Sekumpulan tumbuhan yang ditata dan dikelola dengan sedemikian rupa saja bisa berhasil menarik berjuta-juta manusia untuk mengunjunginya. Terbukti, tanaman memang memiliki efek menyegarkan juga menenangkan bagi siapa saja. Eh tapi, efek yang dirasakan mungkin lebih hebat terasa kalau suasana sedang tidak ramai pengunjung seperti kami kemarin ya. Kalau kaya kami, bisa-bisa bukan wisata melihat tanaman eh, malah melihat manusia dong. Hahahah. :p

Cost:
1. Selecta - tiket masuk Rp 15.000,00/orang dan mobil Rp 5.000,00
2. Kusuma Agrowisata - Paket Petik Jambu+Apel Rp 55.000,00/orang

Tunggu postingan selanjutnya dan Salam Kupu-Kupu ^^d

No comments:

Post a Comment