Monday, June 11, 2012

Pokemon Gotta Catch 'Em All

Pokemon

"I remember I used to wake up early to watch this show on weekday mornings before I went to school. Even though the plot between episodes were almost the same, I still watched it." 
-Shadow Jester, United States-

Pokemon nampaknya masih menjadi candu bagi sejumlah manusia di seluruh dunia, Mungkin masih banyak orang yang saking ngefans-nya sama kartun ini sampai bela-belain bangun pagi demi menyaksikan kartun pokemon yang sedang ditayangkan di televisi. Well, tidak usah jauh-jauh. Saya aja yang notabenenya sudah segede ini, sudah akan melepas mahkota usia ke dua puluh saya (gila tua amat), masih tuh setia bangun pagi setiap hari minggu demi menonton serial pokemon yang tengah ditayangkan di salah satu stasiun televisi swasta hingga detik ini. Catat hingga detik ini. Kalau perlu ambil spidol atau stabillo kemudian tandai kata-kata itu di laptop anda untuk memberikan efek penting dan dramatis heheh. Saya dan Jester mungkin hanyalah segelintir contoh dari jutaan manusia di luar sana yang mengakui masih menyaksikan dan ngefans serial pokemon hingga kini meskipun saya yakin akan lebih banyak yang malu-malu mengakuinya dan tidak seperti saya yang blak-blakan banget jujurnya. Honestly, I do still love anime/cartoons. Tapi kalau disuruh memeringkat kartun-kartun/anime-anime favorit saya dari peringkat 1-10, saya akan jujur menjawab dengan hati bahwa Pokemon lah yang menduduki peringkat satu. Peringkat yang belum tergantikan oleh kartun apapun bahkan hingga tak terasa waktu telah menginjak bulan keenam dalam kalender 2012.


Kecintaan saya akan kartun dengan beraneka macam monster yang unyu-unyu ini panjang sekali ceritanya. Saya sampai hafal seluruh tetek bengeknya mulai dari nama-nama pokemon, nama-nama tamernya, monster ball, pokedex, bahkan saya lebih hafal itu semua daripada rumus-rumus segala macam pelajaran eksakta yang saya terima dari SD hingga SMA bahkan juga materi kuliah saya kini. (tragis T.T). Saya ingat kecintaan saya akan Pikachu dan teman-temannya hanyalah berawal dari keisengan semata. Waktu itu saya masih kelas 4 SD kalau tidak salah, masih seorang anak SD nan polos yang kalau dinakali teman sedikit langsung mewek dan pulang ke rumah. Hahahah. Saya juga ingat serial kartun ini pertama kali ditayangkan oleh SCTV dan ditayangkan malam hari pula pada hari Sabtu dan Minggu. Waktu itu saya iseng mencari-cari program lain setelah sinetron tersanjung atau tersayang atau apalah itu namanya tengah iklan. Saya pun iseng mengganti-ganti channel dan kemudian mata saya langsung tertarik kepada makhluk kuning nan lucu yang bisa mengeluarkan listrik, ya itulah Pikachu, pokemon lucu nan setia milik Ash sang tokoh utama. Ih gila itu canggih banget man! Kebayang tidak bagaimana rasa bahagia para pekerja PLN kalau punya Pikachu barang 10 ekor saja? Wih pasti Indonesia bakal terang benderang sepanjang hari dan tidak akan ada cerita tentang pemadaman bergilir. Hohoh. Oke kembali ke topik, semenjak saat itulah rasa iseng saya berubah menjadi rasa cinta. Saya pun mulai sebisa mungkin mengikuti serial pokemon meskipun harus adu mulut dulu dengan kakak saya yang kepengin nonton Westlife di CD Player. Semua itu demi pokemon. Saya akui taraf kecintaan saya akan kartun yang pada awalnya merupakan karakter-karakter dalam game nintendo ciptaan Satoshi Tajiri pada tahun 1996, paling parah ya pas jaman-jaman saya SD. Saya pernah dimarahi guru SD saya habis-habisan gara-gara pada saat istirahat kabur keluar sekolah bersama teman saya dan lari ke warung yang menjual permen cup cup pop. Permen yang di dalam kemasannya diberikan bonus kartu hologram bergambar pokemon yang elite banget buat saya waktu itu. Padahal permen cup cup pop pada waktu itu harganya mahal. Sekitar seharga Rp 1.000,00 kalau tidak salah (duit segitu dulu rasanya masih banyak banget). Saya sebisa mungkin berusaha mengkoleksi kartu elite itu sebanyak-banyaknya, saya rela nabung, dan jeleknya saya bahkan rela mengambil uang kedua orang tua secara diam-diam demi kartu-kartu itu. Namun sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga, sekeren-kerennya Pikachu pasti akan salah setrum juga (eh). Intinya akhirnya saya ketahuan. Kedua orang tua saya marah besar. Saya nangis sejadi-jadinya. Di depan mata saya, Papa saya membakar semua kartu yang susah payah saya kumpulkan. Saya tidak bisa berbuat apa-apa selain menangis semakin keras sambil berharap tiba-tiba datang Lapras yang kemudian membekukan kobaran api yang membakar kartu-kartu kesayangan saya. Argh. Saya murka. Namun tidak bertahan lama (paling sekitar dua minggu) karena kemudian saya lebih memilih memantengi televisi daripada harus menangisi terus-terusan sesuatu yang sudah terjadi. Yah, pada jaman SD sepertinya telah terjadi ikatan emosional yang sangat kuat antara saya dengan pokemon. Saya mulai minta dibelikan CD-CD pokemon setiap kali diajak pergi kedua orang tua saya. Saya bahkan pernah ngotot minta dibelikan baju bergambar pokemon waktu liburan ke Bali meskipun pakaian itu kekecilan dan hanya bertahan selama 3 minggu saja. Sekali lagi semua itu demi pokemon.

Pokemon Favorit Saya: Squirtle!

Jaman SMP? Saya masih tetep ngefans sama pokemon meski tidak selebay waktu jaman SD. Seingat saya ada vakum penayangan anime pokemon di televisi entah gara-gara sepi penonton ataupun gara-gara pelarangan soalnya sempat ada kabar tidak sedap menerpa pokemon. Tahun 2004 pokemon muncul lagi di layar televisi Indonesia tapi berganti stasiun penyiaran yakni ke Indosiar. Saya pun senang riang bukan kepalang. Sayangnya cuma ditayangkan sekali seminggu di hari minggu jam setengah delapan pagi. Ah tidak masalah. Saya rela kok menunggu selama 6 hari lamanya per minggu sekalian rela pula menasbihkan hari Minggu sebagai Hari Kartun Nasional bagi saya pribadi dan itu tidak bisa diganggu gugat. Hahah. Saya pun kembali menyukai segala hal tentang pokemon termasuk musik-musiknya. Opening song yang paling membekas di ingatan saya adalah opening pokemon season 1-5 (original series) yakni lagu Pokemon Theme yang dinyayikan oleh Jason Paige. Saya yang pada waktu itu kemampuan Bahasa Inggrisnya masih pas-pasan pun cuma bisa asal nyanyi setiap lirik dari lagu tersebut. Kesalahan paling fatal adalah lirik "gotta catch 'em all" pada waktu itu pasti saya nyanyikan dengan bunyi "karu kacung po" dan bayangkan lirik yang benar baru saya sadari bertahun-tahun kemudian tepatnya waktu kelas satu SMA. Gyah~ Bodohnya saya. Selain menanti serial tersebut ditayangkan di televisi saya juga punya hobi baru yaitu membaca komik yang memang lagi ngetrend di jaman saya SMP. Tahu tidak komik apa yang juga menjadi salah satu favorit saya? Ya, apalagi kalau bukan pokemon. Hahahah. At least, tingkah saya tidak separah  jaman SD saja saya sudah bersyukur banget. Paling waktu jaman SMP dulu pernah berfantasi gila seandainya ketika bangun pagi tiba-tiba sudah ada monster ball di sebelah bantal saya dan kemudian ketika keluar rumah dunia sudah dipenuhi pokemon yang berlarian kesana kemari. Saya pun  berlari dan menangkap salah satu dari mereka. Setelah itu saya akan berjuang menjadi seorang Pokemon Trainer terhebat di dunia sehingga kemudian harus keluar dari SMP saya (yang tak ubahnya bagai penjara  #curhat) demi melakukan perjalanan bersama pokemon partner saya. Ah it would be great~ #plak

Pokemon Diamond and Pearl
Jaman SMA pun setali tiga uang. Saya masih jatuh cinta sama pokemon walau di fase ini terjadi penurunan kecintaan saya akan pokemon. Salahkan game online yang kemudian membuat saya berpaling dari Pikachu dan teman-temannya. Ya, pada saat SMA saya merupakan pecandu game online sehingga waktu saya tersedot ke game-game tersebut. Tidak ada waktu bagi saya untuk menikmati serial pokemon di televisi barang sejenak karena saya lebih memilih untuk leveling character game online yang saya mainkan. Saya yakin kalau Pikachu ada di dunia nyata pasti saya sudah disetrum habis-habisan karena mencampakkannya. Heheh. Kelas 3 SMA rumah saya mulai memasang jaringan internet, akses saya terhadap dunia maya pun terbuka lebar. Termasuk akses saya akan serial-serial pokemon yang bisa saya nikmati di youtube atau terhadap game-game pokemon yang bisa dimainkan di laptop. Kecintaan akan pokemon pun bersemi kembali. Saya pun kembali menggerakkan agenda hari Minggu sebagai hari kartun nasional. Tak terasa kebiasaan itupun berlanjut hingga kini. Waktu dimana saya mulai sibuk mengerjakan skripsi dan segala tugas kuliah yang menyiksa batin, saya masih tuh meluangkan waktu demi melihat serial pokemon di televisi. Saya sampai hafal cerita segala season dari pokemon, mulai dari awal pokemon yang hanya berjumlah 150 jenis hingga kini yang sukses beranakpinak menjadi 648 jenis (gila fantasi si pembuat pokemon itu hebat banget), mulai dari para karakter utamanya masih Ash, Brock dan Misty, atau Ash, May, Max dan Brock, atau pula yang kini tengah ditayangkan di Indosiar dengan karakter Satoshi (Ash), Takeshi (Brock) dan Dawn (Hikari). Teman-teman dekat saya pun sampai hafal dengan kebiasaan saya ini sehingga setiap janjian ketemuan di hari Minggu pun mereka pasti akan sadar diri untuk mebuat jadwal di atas jam 10 setelah saya kelar menonton pokemon dan teman-temannya. Terkadang sih memang terlewat karena beberapa hal seperti gara-gara traveling yang menjadi hobi saya akhir-akhir ini misalnya, tapi toh saya bisa menganggap perjalanan traveling saya tak ubahnya perjalanan Ash saat menjelajah di dunia pokemon, penuh pengalaman baru dan tantangan seru. Sama kan?

Saya kepingin naik pesawat pokemon!

Pokemon, satu hal yang sepertinya telah menjadi salah satu bagian dari diri saya. Siapa sangka yang mulanya dari keisengan semata kemudian bisa membuat saya keplek-keplek sama kartun ini sampai sekarang? Uhm yah meskipun jalan cerita pokemon akhir-akhir ini sedikit membosankan dan gampang ditebak tapi toh saya tetap bakal meluangkan waktu saya demi pokemon. Saya justru ingin berterima kasih kepada serial pokemon yang tetap eksis sampai sekarang yang setidaknya masih menyisakan kenangan masa kecil saya yang akan terus teringat hingga kini. Tidak seperti orang-orang seumuran saya yang mungkin telah lupa akan cerita masa kecil mereka karena sibuk merangkai cerita masa dewasa mereka yang sebenarnya mungkin terlalu dini untuk dirangkai sekarang. Saya pun juga bisa mendapatkan banyak pelajaran berharga dari menyaksikan serial pokemon. Satu yang paling bisa saya garis bawahi adalah kita harus berjuang sekuat apapun demi meraih cita-cita yang kita inginkan meskipun misalnya kita kemudian harus berkorban dengan meninggalkan kampung halaman yang kita cintai. Asalkan ada kemauan kuat semua itu pasti akan terasa mudah. Serial pokemon juga kaya akan nilai-nilai persahabatan dan rasa kasih sayang yang bisa kita terapkan di dunia nyata kok. Kalau ditanya kapan saya akan berhenti mencintai pokemon? Heheh jujur tidak mudah bagi saya untuk menjawabnya. Satu yang pasti, sekarang saya akan tetap menjadi seperti ini. Menjadi seorang yang jatuh cinta pada serial pokemon meskipun usia saya akan segera berganti dalam hitungan bulan. Hidup Pokemon! Gotta Catch 'Em All, Karu Kacung Po Pokemon! :p


Salam Kupu-Kupu ^^v

Pict Source: airplane-pictures.net , squirtle

2 comments:

  1. Kunci keberhasilan adalah menanamkan kebiasaan sepanjang hidup Anda untuk melakukan hal - hal yang Anda takuti.
    tetap semangat tinggi untuk jalani hari ini ya gan ! ditunggu kunjungannya :D

    ReplyDelete