Friday, September 7, 2012

Mengusik Keheningan Pantai Klayar


Pantai Klayar. Nama yang sebenarnya tidak asing bagi dua telinga saya. Sebelumnya saya telah mendengarkan nama pantai itu dari mulut teman-teman saya atau cerita para traveler lain yang lengkap dibumbui dengan embel-embel "pantainya indah banget man!", "pantainya keren coy, masih perawan, masih sepi", hingga "pantainya bikin sesak nafas saking indahnya, percaya deh!" Argh saya makin mupeng. Apalagi waktu tahu kalau Pantai Klayar terletak di Kabupaten Pacitan (Jawa Timur), saya makin mupeng sekaligus malu. Masa iya, ada pantai bagus di kampung halaman mama saya tapi diri ini tidak tahu sama sekali dan bahkan belum pernah mengunjunginya? Ah, gak kuat. Hingga akhirnya pucuk dicinta ulampun tiba. Barulah di libur lebaran tahun ini saya kesampaian mengunjungi Pantai Klayar itupun setelah bersusah payah membujuk kedua orang tua saya plus mengompor-ompori saudara-saudara saya. Voila! Misi sukses dan akhirnya kamipun berangkat ke Pantai Klayar pada 21 Agustus 2012 kemarin. Yeah!

Setelah bersilaturrahmi di rumah salah satu saudara jauh dari keluarga mama kamipun segera bergegas menuju Pantai Klayar karena hari itu pulalah saya dan keluarga memutuskan untuk pulang ke Salatiga. Kamipun terbagi menjadi dua rombongan, para sepupu plus om dan tante memilih menggunakan empat motor sedangkan saya beserta keluarga ditambah adik sepupu dan salah satu tante saya menggunakan mobil.  Perjalanan menuju Pantai Klayar kami tempuh dari pusat Kota Pacitan melewati jalur Sedeng, lanjut hingga perempatan setelah Pasar Tridonorojo belok kiri kemudian melewati rute menuju Goa Gong dari arah samping (kalau ada papan arah yang menunjukkan Goa Gong sebelah kiri, Goa Tabuhan sebelah kanan ambil yang arah Goa Tabuhan). Blaik, baru beberapa kilometer berjalan kami sudah dikejutkan dengan ratusan kendaraan yang mengular dan membuat macet jalan menuju Pantai Klayar. Untunglah dengan sedikit bersabar akhirnya kami bisa melewati kemacetan yang ternyata berasal dari para wisatawan yang hendak mengunjungi Goa Gong. Jalanan pun terlihat lebih santai setelah melewati area parkir samping Goa Gong dan  jalanan ke arah Pantai Klayar pun terlihat lebih lengang. Hemm, sepertinya masih banyak orang yang belum tahu tentang Pantai Klayar. Baguslah. Heheh.

Letak Pantai Klayar yang sangat mblusuk (Bahasa Jawa dari menjorok ke dalam-red) ternyata cukup menyusahkan para wisatawan yang hendak menuju kesana. Kita akan dibawa melewati rute pegunungan kapur yang menjulang sembari sesekali melewati perkampungan penduduk. Jalanannya pun cukup sempit hanya selebar dua mobil saja itupun kalau pas berpapasan di tikungan harus saling mengalah membiarkan mobil siapa yang terlebih dahulu lewat. Belum lagi beberapa tanjakan dan turunan tajam akan menanti kita ketika hendak berkunjung kesana. Jadi selalu waspada sajalah heheh. Kondisi jalan yang seperti itupun sempat membuat mama dan kakak saya terus-terusan mengeluh sepanjang jalan, mengeluh kondisi jalannya yang ngeri-ngeri sedap dan mengeluh karena tidak segera sampai di tempat tujuan. Saya dan Papa hanya bisa diam dan sekali-sekali menyabarkan mereka dengan bilang "sabar, paling sebentar lagi" meskipun kenyataannya masih puluhan kilo lagi muahahahah. Setelah hampir 1 jam-an bergulat dengan kondisi jalanan yang asoy geboy akhirnya sampailah kami semua di area Pantai Klayar. Sesudah membayar tiket masuk yang dihargai Rp 3.000,00/orang dan parkir Rp 3.000,00 per mobil, kami pun bergegas menuju pantai karena mobil kami terpaksa parkir di parkiran atas karena kata si abang petugas parkir, parkiran di bawah telah penuh wisatawan (berapa kali kata parkir saya sebutkan disini? Eh ^^d). Heh? Sepenuh apa? Oh iyaa, sebelum memasuki area Pantai Klayar kita akan melewati pertigaan yang sangat membingungkan bagi para traveler. Saya sih menyebutnya Pertigaan Penuh Godaan, bayangkan saja disana kita dibuat bingung untuk menentukan pilihan antara 3 pantai yakni Pantai Srau, Pantai Klayar dan Pantai Nampu yang semuanya kalau berdasarkan cerita para traveler yang pernah kesana bagus dan dahsyat banget! Duh duh, andai saja saya punya waktu berlebih pasti deh ketiga pantai itu akan saya datangi secara bergantian. Sayangnya, karena terbatas oleh waktu kami akhirnya memutuskan untuk fokus mengunjung Pantai Klayar.



Parkiran Penuh !

Setelah berjalan kaki dari parkiran atas, akhirnya kami sampai di Pantai Klayar...yang penuh pengunjung! Sial, bahkan kepadatan wisatawan di pantai ini melebihi kepadatan wisatawan di Pantai Teleng Ria yang kami kunjungi hari sebelumnya. Sirna sudah angan-angan saya untuk bersantai menikmati pantai nan sepi bersama keluarga dengan diiringi suara debur ombak dan butiran debu. Eh, oke saya lebay. Lupakan. Ternyata nama Pantai Klayar sudah membahana kemana-mana sehingga banyak wisatawan yang mengunjunginya pada libur lebaran kali ini. Keheningan pantai pun terusik oleh kedatangan ratusan pengunjung yang mendatangi pantai. Yah, meskipun ramai oleh pengunjung tapi keindahan Pantai Klayar tetap juara! Pantai berpasir putih halus dengan ombak yang tidak terlalu besar ini memiliki beberapa keunikan yang tentunya lain daripada pantai-pantai yang ada di Pulau Jawa. Tidak tanggung-tanggung ada beberapa keunikan yang dimiliki pantai ini mulai dari karang bolong (karang besar yang berlubang), batu karang sphinx (batu karang yang bila diamati sepintas mirip dengan Sphinx di Mesir), dan tentunya yang paling top adalah seruling laut. Seruling laut adalah fenomena alam dimana air laut yang memasuki celah-celah batu karang kemudian menyembur ke atas dan seolah-olah membentuk air mancur. Nah, pada saat air menyembur ke atas inilah biasanya terdengar suara siulan yang mirip suara seruling sehingga dinamakanlah dengan seruling laut. Seruling laut ini beraneka ragam variasi besar dan tinggi semburan airnya, jika kita beruntung kita bisa loh melihat seruling laut yang tingginya hingga 10 meter. Bayangkan 10 meter gan! Pesan saya sih, tetaplah waspada bila hendak menikmati seruling laut karena kita tidak pernah tahu sebesar apa seruling laut yang akan keluar dan terkadang ombak besar sesekali datang mengunjungi pantai. Patuhi selalu papan tanda bahaya yang disebar oleh para petugas di sekitar pantai, jangan pernah mengabaikan papan-papan itu ya. Heheh.

Papa, Wawa, Saya, dan Mama

Om dan Tante

Batu *random abis*

Warning Sign

Batu Karang Sphinx

Papa, Mama, Mbak Vica, Sony, Wawa

Pantai Klayar, ah akhirnya saya sudah tahu seperti apa keindahannya dan tentunya saya tidak malu lagi karena akhirnya saya telah menginjakkan kaki disana. Perjalanan yang cukup berat dan keletihan yang terasa   bisa sirna seketika karena disuguhi oleh pemandangan pantai yang sangat indah dan eksotik. Yah, meskipun kondisinya tidak sepi dan hening tapi tetap saja Pantai Klayar mampu membuat saya dan keluarga berdecak kagum akan salah satu hasil karya Sang Maha Pencipta itu. Praise Allah, Praise The Lord! Dua doa saya sih, semoga keindahan Pantai Klayar tetap terjaga serta semoga suatu saat nanti saya diberikan waktu lagi untuk mengunjungi Pantai Klayar...beserta Pantai Srau dan Pantai Nampu. Muahahah Amin! :D


Salam Kupu-Kupu dan Selamat Traveling ^^d


4 comments:

  1. mas, terusin award ini yaa. wajib nih hukumnya. heheheh :p
    http://deodeye.blogspot.com/2012/09/dapet-liebster-award.html

    ReplyDelete
    Replies
    1. apaan tuh? aku baru ngeh ada award2an segala.

      Delete
  2. kok kurang gede gamabrnya. supaya lebih puas.. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. sengaja kecil, biar kalau penasaran bisa datang sendiri kesana muahahah. *ketawa jahat*
      terima kasih sudah berkunjung.

      Delete