“Love your neighbour; yet don't pull down your hedge.” -Benjamin Franklin-
Dear Stufliers, what's the meaning of neighbour for you?
Well, for me, my neighbour is just like my family.
Serius ya, mau dianggap bukan saudara dan keluarga bagimana coba kalau dari kecil sampai hampir 19 tahun waktu saya dihabiskan bersama tetangga-tetangga saya. Dari jaman main petak umpet sampai jaman sekarang yang masih main petak umpet lagi wkwkwkw (gak maju amat..) ya bersama mereka. Istilahnya sudah tahu kelebihan dan kekurangan masing-masing begitulah hohoh.
So, cerita yang mau saya share kali ini adalah cerita bersama para tetangga saya selama masa liburan kuliah saya yang sumpah lamanya...sumpah bikin kekinya...sumpah bikin suntuknya...Tapi disyukuri aja deh. Heheh.
Emm seperti biasa ya saya selalu tidak update dalam memberitakan sesuatu wkwkwkw jadi kejadiannya sebenarnya sudah terjadi di tanggal 25 Januari kemarin tapi baru sempat saya ceritakan sekarang. Hohoh. Better late than never lah prinsip saya.
Wkwkw. #pembelaan
25 Januari 2011, Di suatu Selasa yang dingin dan mendung.
Well, yes I know, memang sih situasi dan kondisi lebih memungkinkan untuk menarik selimut kembali dan tidur seharian penuh. Hohoh. Tapi saya sudah terlanjur membuat jadwal pergi bersama tetangga-tetangga saya. Sebentar-sebentar kok nada bicara saya seolah-olah terpaksa dan tidak ikhlas begini ya?
Oke saya ganti. Dengan malas dan ogah-ogahan saya menghampiri tetangga seumuran dan sepermainan saya satu persatu.
Wkwkwkw. Tambah parah. Ah yang penting intinya hari itu kami merencanakan suatu agenda untuk jalan-jalan begitulah.
Jadi inilah kami. Saya, Decky, Mbak Reza dan Mbak Peppy ngebolang seharian demi mencari sesuap nasi. Loh?
Lokasi pertama yang kami datangi adalah....Pasaraya I...mencari baju-baju secondhand-an namun apa daya karena tak mampu secara finansial dan mengalami retorika krisis moneter (liburan= no uang saku= no income huks T.T) kami pulang dengan tangan hampa.
Tidak menyerah begitu saja, kamipun memacu derap motor kami (eh?) ke toko ngawul di daerah Soka sana. Dan disinilah akhirnya saya temukan sensasi belanja ngawul. You know lah kepala pusing lihat pakaian-pakaian segala macam tumplek blek gitu belum nafas jadi sesek gara-gara aroma pakaian yang macem-macem sehingga sedikit sedikit harus keluar buat mencari susu segar...eh salah udara segar...wkwkwkw.
Tapi terbayar dengan jaket branded yang saya dapatkan dengan harga miring semiring-miringnya. Hohoh.
What's next? Yah well, entah ide dari siapa kami memutuskan ke rumah suaminya Mbak Peppy, Mas Andang di daerah Kesanga Tuntang sana (FYI,di antara kami berempat cuma Mbak Peppy yang sudah berkeluarga). Sesampainya disana saya ditantang untuk jalan sampai ke Rawa Pening melewati rute sawah-sawah yang ampun jebloknya.
Duh saya ditantang begituan? Itu mah saya sambil merem juga mampu. Hohoh.
Dan inilah bagian terasyik dari perjalanan kami hari itu. Banyak insiden yang kami lalui dalam perjalanan itu. Dari melihat flora fauna sawah dan rawa yang selama ini bahkan seumur-umur baru pertama kali saya lihat, dikejar kerbau, hingga insiden celana robeknya Mbak Reza. Huahahahah. #tertawajahat
Kok bisa dikejar kerbau? Good question.
Sebenarnya para kerbau itu cuma berlarian biasa sesuka gembira mereka.
Duh tapi siapa juga ya yang ndak parno lihat ada sekumpulan kerbau lari ke arah kita saat kita lagi jalan santai di pematang sawah. ini kerbau mennnn, tanduknya gede, badannya gede, larinya gede...eh kencang maksudnya. Hohoh. Langsung dah Decky, Mbak Reza, dan Saya lari ngibrit menyelamatkan diri dan masa depan kami. Eh tahunya, tu para kerbau cuma lari melewati kami sambil melengos. Maakk, antiklimaks banget! Coba ada yang diseruduk gitu kan seru. Huahahahah. Tapi jangan saya. ^^d
Melelahkan?
Buanget. Tapi semua itu terbayar dengan pemandangan indah Rawa Pening dan gunung-gunung plus sawah-sawah yang ada. Terbayar dengan ikan yang kami pancing, terbayar dengan lusinan foto-foto (narsis eksis). Terbayar juga dengan kebersamaan berkumpul bersama tetangga saya yang hampir beberapa tahun belakangan terlupakan oleh kami.
Masih dapat bonus pula.
Mau tahu apa bonusnya? Sakit punggung 3 hari saudara-saudara.
Tapi okelah worthed gitu sama seluruh pengalaman yang saya dapatkan.
Pesan saya sih tetap solid ya para tetangga.
Coz we're not only neighbours, We're friends, and families too. ^^d
Thank You semuaaa.
"A book may be compared to your neighbour: if it be good it cannot last too long; if bad, you cannot get rid of it too early."
Henry Brooke
Love Your Neighbours and Salam Kupu-Kupu. ^^d
P.S. Kenapa saya kasih embel-embel Part I? Karena saya berharap ada kelanjutan dari cerita dan kenangan indah kita, tetangga.
Andai saj ada yang punya kamera SLR,pasti semua momen akan terabadikan secara luar biasa.
ReplyDeleteSungguh disayangkan karena kamera yang kami gunakan foto itu,hape abal abal,jadi hasilnya sangat kurang memuaskan sekali.
wahahahaha
Anjrrooottt. Asem dah. >.<
ReplyDeleteYa wes kapan2 pake hapemu lah yang blackberry itu.
Dengan harapan semoga memory cardnya terbaca.
Amin. #trims huahahah
halo bos. blog walking, keep postin :)
ReplyDeletetak tunggu part 2 ne :D
hallo tetangga. thanks yah. :)
ReplyDeletemana ni blogmu?
ayo menulis lagi. ^^d
huahahahaha lucu ngga! ditunggu part slanjutnya nih. XD menghibur..
ReplyDeletehoree. makasih ellen. sip dahh.
ReplyDelete:)) tergantung para tetangga juga ding. :p