Friday, December 16, 2011

Keleleran di Karesidenan Banyumas



Saya boleh jadi merupakan contoh anak yang beruntung. Pasalnya, kedua orang tua saya bekerja di instansi yang alhamdulillahnya di dalam setiap tahunnya pasti mengadakan acara piknik bersama, jadi saya bersama kakak dan adik saya sering banget diajak oleh kedua orang tua saya untuk jalan-jalan bersama mereka. Dih, apa gak rempong tuh piknik bareng para orang tua? Hahah, memang sih. Tapi mau tahu enaknya? semua fasilitas yang kita dapat pasti oke, mulai dari makanan, transportasi, sampai hotel semuanya okeee bangettt (baca "oke" dalam kaidah seorang backpacker dan mahasiswa abal-abal). Asiknya lagi, semuanya itu GRATISSSSSSSSS mamennn. Mau beli souvenir atau oleh-oleh pun pasti ditanggung sama orang tua. Mantap tidak? Well, I'm just another lucky bastard. ^^d





Suasana Pagi Hari di Hotel


Nah, cerita kali ini saya akan membagikan pengalaman saya ngikut piknik para orang tua ke Karesidenan Banyumas, ke negerinya para ngapak-man dan ngapak-woman heheh. ^^v
Perjalanan wisata kali ini hanya selama 2 hari 1 malam berangkat pada 10 Desember 2011 kemarin dan pulang pada hari selanjutnya. Hari pertama memang hanya dijadwalkan untuk berleha-leha di Kawasan Baturraden, Banyumas. Perjalanan ke Baturraden sungguh menguras hati dan tenaga, pasalnya bus kami yang berangkat paling akhir pakai acara tersesat segala sebelum sampai ke hotel tempat kami menginap. Duh gilaa, itu adalah pengalaman tersesat saya yang paling ngeri, bayangkan jam setengah 11 malam, in a middle of nowhere, jalan yang kami lalui di kanan kirinya jurang, plus suasananya sepi banget karena berada di daerah hutan-hutan begitu. Kengerian itu masih diperparah sama teriakan dan sorakan para peserta di dalam rombongan bus yang mengutuki tour leader dan supir bus (harap dicatat saya dan anggota keluarga saya yang lain tidak ikut berkoar-koar, kan lebih baik dipakai berdoa yang kenceng daripada teriak-teriak tidak jelas begitu hohoh). Argh saya sampai jengah. Untunglah tidak berapa lama, bus yang kami naiki dapat menemukan jalan yang benar dan akhirnya sampailah kami di hotel tempat kami menginap. What a scary night.
Hotel tempat kami menginap sungguh asoy. Begitu balkon kamar dibuka pemandangan Gunung Slamet, pegunungan di kejauhan dan sungai tersaji di depan kami. Sugoi ne~


Lokawisata Baturraden


Keesokan harinya setelah puas beristirahat di hotel. Kami diberikan waktu bebas untuk berwisata di Kawasan Lokawisata Baturraden yang letaknya tidak jauh dari hotel kami. Sialnya, keluarga kami yang selesai makan pagi paling akhir sama sekali tidak tahu bahwa ada waktu bebas untuk berwisata di kawasan lokawisata tersebut. Barulah di detik-detik terakhir kami diberitahu dan tanpa ba-bi-bu kami langsung menyetop angkota yang lewat di depan hotel. Ogah rugi dong yaa. Kawasan Lokawisata Baturraden
merupakan kawasan wisata terpadu di daerah Baturraden yang di dalamnya terdapat berbagai obyek wisata alam dan obyek wisata buatan. Bermacam-macam sebenarnya, cuma karena kami hanya diberi waktu 15 menit oleh ketua rombongan bus, kami akhirnya hanya memilih menikmati film di theater alam Baturraden. Ternyata saudara-saudara tempat kita melihat film adalah di dalam pesawat udara yang disulap menjadi theater. Begitu masuk ke dalamnya seluruh interior khas pesawat tetap dipertahankan oleh pengelola Lokawisata Baturraden. Wah, saya berasa naik Baturraden Air! Kita bisa memilih film apa yang akan kita tonton, bermacam-macam tema film ada mulai dari film tentang bencana alam hingga film tentang potensi wisata Karesidenan Banyumas. Semua film bergenre dokumenter dengan durasi 15 menit-an. Hahah pas sama limit waktu yang diberikan oleh ketua rombongan bus kami nih. Oh ya, ongkos masuk kawasan Lokawisata Baturraden Rp 5000,- per orang dan untuk melihat theater alam tambah ongkos sebesar lima ribu rupiah juga. Ah sayang, kami cuma diberi 15 menit doang padahal pengin sekali lihat Pancuran Pitu. T.T #mimbik-mimbik


Interior Theater Alam Baturraden


Setelah 15 menit (grr) menikmati Lokawisata Baturraden, bus kami melaju ke obyek wisata selanjutnya yakni berbelanja oleh-oleh di Sokaraja. Kami berhenti di suatu pusat oleh-oleh bernama "Eco Rasa". Banyak sekali oleh-oleh yang bisa dibeli di tempat ini mulai dari nopia, kripik tempe, mendoan mentah (tempe dan tepung), jenang jaket, dan lain sebagainya. Namun primadona di tempat ini adalah gethuk goreng. Di tempat ini, kami juga berkesempatan melihat langsung proses pembuatan si primadona tadi. Ternyata oh ternyata, membuat gethuk goreng itu melelahkannya minta ampun. Buat menghaluskan singkong yang merupakan bahan dasar dari gethuk goreng ini saja dibutuhkan empat pria dewasa. Padahal singkong-singkong tadi sudah direbus terlebih dahulu. Belum ruangannya panasnya minta ampun karena semuanya membutuhkan api mulai dari merebus, menghaluskan, hingga menggoreng. Berasa sauna bung, so hot abess. >.<
Salah Satu Proses Pembuatan Gethuk Goreng


Puas berbelanja oleh-oleh di Sokaraja kami melanjutkan perjalanan kami ke Owabong, Purbalingga. Hayoo siapa sih yang tidak mengenal Owabong? Owabong yang merupakan singkatan dari Obyek Wisata Air Bojongsari adalah salah satu tujuan wisata utama di Kabupaten Purbalingga. Saya acungi kedua jempol tangan saya terhadap pengelolaan tempat wisata ini. All out banget. Semua-muanya ada deh disini mulai dari waterpark dengan beraneka macam variannya, jetcoaster, gokart, terapi ikan hingga Bioskop 4D Extreme yang pertama di Jawa Tengah. Asooyy!! Tapi, di tempat ini saya hanya menikmati Bioskop 4D Extreme karena kebetulan tidak bawa baju ganti selain sebenarnya ogah juga berenang umplek-umplekan sama pengunjung yang bejibun begitu. Maklum, musim liburan. Bioskop 4D Extreme yang kami masuki, lumayan lah...lumayan mengocok-ngocok perut dan membuat mual. Hahah. Dengan membayar tiket Rp 20.000,- per orang silahkan deh rasakan sensasinya naik rollercoaster dan jadi pilot pesawat jet virtual. Heheh.


Suasana Owabong


Lassstt, obyek wisata yang kami kunjungi adalah mengunjungi Sentra Keramik Klampok di Banjarnegara. Mama saya yang memang hobi mengkoleksi keramik bagaikan menemukan oase di tengah padang gurun nan gersang. Langsung dah semangat 45 memilah-milih keramik untuk melengkapi koleksi di rumah, hampir saja mama saya kalap membeli satu set meja santai namun diurungkan karena bingung membawa pulangnya ke Salatiga dan setelah tahu ongkos kirim ke Salatiga muahaaall. wkwkw. Akhirnya mama saya hanya membeli miniatur keramik gajah, burung merpati, dan ikan yang unyu-unyu. Hahah.


Sentra Pembuatan Keramik Klampok


Begitulah, stufliers pengalaman saya beserta keluarga berkeleleran di Karesidenan Banyumas. Yah, walaupun lebih banyak capeknya apalagi sempat mengalami pengalaman kurang menyenangkan tapi disyukuri sajalah. Toh, semua perjalanan itu bukan ditentukan oleh tipe perjalanan kita namun seberapa besar kita mampu menikmati perjalanan itu sendiri. Apalagi, perjalanan itu kita nikmati bersama orang-orang tersayang. Heheh. Karesidan Banyumas, sumpah inyong jatuh cinta. Apalagi sama tempe mendoannya yang paling enak kalau dimakan pas masih hangat sambil dicocol sambal kecap. Ah maknyusss tenan. Semoga saja saya bisa berkunjung kesana lagi suatu hari nanti. ^^d


Salam Kupu-Kupu

2 comments: