Tuesday, October 23, 2012

Kesampaian Naik Bus Werkudara



Rasa penasaran memang selalu sukses membuat kita melakukan sesuatu. Traveling misalnya, pasti kebanyakan keberhasilan kita mengunjungi suatu tempat atau mencoba hal-hal baru selama traveling berasal dari rasa penasaran. Rasa penasaran ini bisa timbul sebagai akibat dari mendengarkan maupun membaca cerita para traveler lain serta melihat foto-foto tentang suatu destinasi wisata. Jadi berterima kasihlah kepada para traveler yang telah berbaik hati menceritakan pengalaman mereka baik secara lisan, secara tulisan di berbagai buku ataupun blog traveling, dan juga secara digital melalu berbagai video ataupun foto yang diunggah di situs-situs jejaring sosial. Rasa penasaran pulalah yang membuat saya melakukan salah satu perjalanan jarak dekat ke kota tetangga saya, yakni Surakarta (Solo) dalam rangka mencoba menaiki dua primadona transportasi di kota tersebut yakni Bus Werkudara dan Railbus Batara Kresna. Ya, akhir-akhir ini kedua mode transportasi tersebut acapkali menjadi topik perbincangan para traveler ketika masalah "what must I do and try in Solo?" muncul di pertanyaan para penikmat jalan-jalan yang hendak melancong ke Solo. Saya yang penasaran pun kemudian memutuskan untuk berangkat ke Solo pada hari Minggu, 21 Oktober 2012 kemarin. Saya tak sendiri, saya sukses mengompor-ompori kedua teman jaman SMA saya dulu yakni si Yanta dan Uul untuk ikut serta mencoba Bus Werkudara dan Railbus Batara Kresna. Sayangnya, Railbus Batara Kresna dibatalkan secara mendadak keberangkatannya pada hari itu karena tengah menjalani perbaikan sehingga kami bertiga hanya kesampaian menaiki Bus Werkudara saja.

Mungkin bagi sebagian dari masyarakat Indonesia khususnya penduduk Kota Jakarta dan Surakarta sudah tidak begitu asing dengan mode transportasi yang berupa bus tingkat. Bus tingkat setidaknya dulu pernah menjadi salah satu transportasi andalan warga di kedua kota tersebut di jaman-jaman sebelum krisis moneter datang menerpa negara kita yang sukses pula menghapuskan keberadaan bus tingkat di jalanan. Omong-omong, kenapa saya jadi berbicara soal bus tingkat? Yah, apalagi kalau bukan karena Bus Werkudara ini berbentuk atau berupa bus tingkat. Berdasarkan informasi dari  website Pemerintah Kota Surakarta secara resmi Bus Werkudara telah beroperasi semenjak tanggal 20 Februari 2011. Bus ini kemudian diperuntukkan bagi para wisatawan yang hendak mencoba atmosfer baru dalam mengelilingi Kota Solo yakni dengan menggunakan bus tingkat berwarna merah mentereng dengan tulisan dan gambar tokoh wayang Werkudara di kedua sisinya. Di Planet Bumi ini, bus semacam Bus Werkudara lebih dikenal dengan istilah Hop On- Hop Off Bus dan turnya biasa disebut dengan loop tour. Bus semacam ini biasanya diperuntukkan untuk sightseeing atau city tour yakni aktivitas traveling dengan melihat-lihat suatu kota dalam waktu yang terbatas. Bus yang digunakan pun biasanya adalah bus dengan model double-decker alias bus bertingkat dua dengan jadwal operasi yang terbatas, melewati rute yang telah ditentukan, jumlah armada yang terbatas, serta waktu yang yang terbatas pula. Agar lebih menarik hati para wisatawan, bus double-decker inipun disulap menjadi berwarna yang "mencolok" mata dan dihiasi gambar-gambar maupun tulisan-tulisan yang aduhai. Selain itu, biasanya di setiap Bus Hop On-Hop Off disediakan para guide atau pemandu yang siap menjelaskan tempat-tempat wisata yang dilewati.

Interior Deck Bawah

Bus Werkudara Waktu Berhenti di Gladak

Bisa dikatakan untuk saat ini, Bus Werkudara yang ada di Solo merupakan satu-satunya bus dengan model Hop On-Hop Off yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, banyak orang yang berminat untuk mencoba bus tingkat yang memiliki tinggi sebesar 4,5 meter dan lebar sekitar 2,5 meter ini. Tiket Bus Werkudara pun menjadi serba untung-untungan. Kalau pas sepi, kita bisa saja go show dengan langsung mendatangi kantor Dishubkominfo Kota Surakarta yang terletak di Jalan Menteri Supeno No. 7 (samping Kompleks dari Stadion Manahan) tapi kalau mau cari aman kita bisa pesan tiket jauh-jauh hari. Berdasarkan pengalaman pribadi saya kemarin sih, saya sarankan mending pesan tiket jauh-jauh hari deh. Pemesanan bisa melalui contact person dari Dishubkominfo Kota Surakarta. Kemarin saja, saya pesan via sms kepada salah satu cp-nya sejak hari Senin (15 Oktober 2012) dengan rencana awal untuk naik Bus Werkudara di hari Sabtu (20 Oktober 2012). Namun ternyata tiket di hari Sabtu itu sudah habis dan hanya tersisa tiket untuk jadwal yang sore saja. Duh, setelah berpikir masak-masak kamipun memilih untuk memilih tiket yang hari Minggu pagi saja deh. Berikut ini adalah mekanisme dari pemesanan dan pembelian tiket versi saya kemarin:

1. Ada tiga cara yang bisa dipakai untuk reservasi tiket Bus Werkudara yakni lewat sms, telepon atau datang langsung ke Dishubkominfo Kota Surakarta (Jalan Menteri Supeno No. 7 Manahan, samping Solo Radio). Kalau mau reservasi via sms atau telepon bisa menghubungi Indri (085642005156)/Sandi (085229790462). Saya sih kemarin via sms karena waktu telepon tidak diangkat-angkat. Jangan lupa, perhatikan adat ber-sms jangan menggunakan bahasa yang mengkombinasikan huruf dan angka seperti "Ch3L4M@T P49Y" atau bahasa-bahasa gaul jaman sekarang semacam "ciyuss??", "miapah??", dan sebangsanya. *plak*

Bukti SMS :p

2. Setelah itu kita akan ditanyai untuk hari apa reservasinya. Sebagai catatan, waktu operasional Bus Werkudara hanya di hari Sabtu, Minggu dan hari libur nasional. Ada tiga jadwal keberangkatan yang bisa kita pilih yakni jam 09.00 WIB, 12.00 WIB, dan 15.00 WIB dengan durasi sekali jalan sekitar 2 jam-an. Silahkan sesuaikan dengan waktu yang anda punya dan jangan salah pilih jam keberangkatan karena tiket bersifat non-refundable alias tidak bisa dikembalikan. Hahah. 


3. Sesudah fix jadwal reservasi dan keberangkatan, bagi yang tinggal di luar kota Solo nanti akan dipersilahkan untuk melakukan pembayaran terlebih dahulu melalui transfer uang via bank. Tiket Bus Werkudara dihargai sebesar Rp 20.000,00 per orang dan bila ingin menyewa bus untuk rombongan dikenakan biaya sebesar Rp 800.000,00 per 3 jam dengan biaya overtime sebesar Rp 250.000,00 per jam. Makanya sayang banget kalau hangus kan? 

4. Kelar transfer uang, kita akan diminta konfirmasi transfernya. Setelah beres, selamat anda telah berhasil memesan tiket Bus Werkudara dan tiket harus diambil di kantor Dishubkominfo Kota Surakarta 30 menit sebelum keberangkatan. 

Tiket Bus Werkudara

5. Rute yang dilewati Bus Werkudara adalah: Kantor Dishubkominfo - menyusuri Jl Adi Sucipto - Jl Ahmad Yani - Jl Slamet Riyadi - Solo Grand Mall - Rumah Dinas Walikota Solo "Loji Gandrung" - Stadion Sriwedari - Taman Sriwedari - Museum Radya Pustaka - Museum Batik Danarhadi - Ngarsopuro (Pasar Antik Triwindu dan Pura Mangkunegaran) - Kampung Batik Kauman - Gladak (Patung Slamet Riyadi, Pusat Kuliner Galabo, Pusat Grosir Solo, Beteng Trade Center) - Jl Jenderal Soedirman (Balaikota Solo) - Jl Urip Sumohardjo (Pasar Gede) - Jl Kolonel Soetarto - Jl Ir Sutami (Taman Satwa Jurug) setelah itu akan memutar balik Jl Ir Sutami - Jl Kolonel Soetarto - Jl Urip Soemahardjo - Jl Jenderal Soedirman - Jl Mayor Soenaryo - Jl Kapten Mulyadi  - Jl Veteran (Alun-Alun Kidul) - Jl Bayangkara - Jl Dr Radjiman (Kampung Batik Laweyan) - Jl KH Agus Salim - Jl Slamet Riyadi (Purwosari) - Jl Ahmad Yani - Jl Adi Sucipto-Kantor Dishubkominfo. Bus akan berhenti selama 15 menitan yakni di depan Patung Slamet Riyadi (Titik Nol Kilometer Kota Surakarta) dan Taman Satwa Jurug (rolling penumpang dari deck atas ke bawah, dari bawah ke atas)

Pengalaman saya naik Bus Werkudara kemarin membuat saya teringat kembali dengan kenangan masa kecil saya. Sejatinya, ini bukanlah kali pertama saya naik bus tingkat. Dulu waktu saya masih SD, saya sering diajak kedua orang tua jalan-jalan. Salah satunya adalah jalan-jalan ke Solo dengan naik bus tingkat yang waktu itu masih diperuntukkan sebagai mode transportasi biasa bukannya bus wisata seperti sekarang ini. Saat itu, naik bus tingkat bagi saya adalah salah satu hal yang menakutkan karena ketika duduk di deck paling atas kita bisa tertabrak ranting-ranting pohon di sepanjang jalan. Hahah. Eh sekarang pun demikian, lagi asyik-asyik foto terus terdengar suara krek-krek-krek-krek dari arah samping depan, melewati kita dan berakhir di samping belakang bus. Benar sekali, itu adalah suara ranting pepohonan yang tertabrak Bus Werkudara ketika lewat di samping si pohon. Kasihan si pohon ya. Heheh. Duduk di deck paling atas juga bisa membuat kita berasa bagaikan seorang artis, siapkan mental anda  karena bakal dipandangi oleh ratusan orang yang kita temui di jalan bahkan akan ada yang melambaikan tangan ke kita, teriak-teriak serta memfoto kita dari kejauhan. Dudududududu. *pasang kacamata hitam*

Saya dari Deck Atas (Source: Yanta's Camera)

Menurut saya naik Bus Werkudara memang lebih cocok diperuntukkan bagi traveler yang ingin berkeliling Kota Surakarta namun tidak memiliki banyak waktu atau bagi wisatawan yang memang khusus datang ke Surakarta untuk mencoba menaiki mode transportasi wisata yang ada disana seperti saya kemarin. Tapi, kalau kita punya lebih banyak waktu, mending berkeliling sendiri deh. Lebih puas bawaannya. 2 Jam di atas Bus Werkudara membuat saya sedikit mati gaya, apalagi dalam rute pulang yang pemandangan yang disajikan tidak semenarik waktu berangkat. Entah kenapa saya juga merasa mbak pemandu wisata kurang informatif dan terkesan malas-malasan. Informasi yang diberikan benar-benar minim. Seminim rok mini dan hot pants jaman sekarang (eh). Salah satu contohnya adalah waktu melewati Rumah Dinas Walikota Solo, si mbak pemandu cuma menyampaikan informasi seperti ini, "saat ini kita tengah melewati Jalan Slamet Riyadi dan di sebelah kanan anda adalah Rumah Dinas Walikota Solo yang lebih dikenal dengan sebutan Loji Gandrung." That's it! Cuma itu saja informasi yang diberikan! Saya kira bakalan dikasih penjelasan lagi terkait kapan dibuatnya, siapa yang membuatnya atau informasi tambahan lainnya apapun itu. Tapi kemudian microphone si mbak pemandu dimatikan *hening*. Yailahhhh mbak, itu mah kita baca dari atas bus juga kelihatan kalau itu rumah dinas walikota kaliiiiiiiiiiiiiii. >.<

Taman Satwa Taru Jurug
Tempat Pemberhentian Kedua dan Titik Rolling Penumpang

Saya kemarin juga sempat kesal saudara saudari stufliers semua. Apa pasal? Apalagi gara-gara penumpang menyebalkan nan kemaruk (rakus) yang ogah gantian sama penumpang lain untuk duduk di deck paling atas. Kekesalan pertama saya adalah sama serombongan warga Solo yang datang satu keluarga dan datang di detik-detik terakhir waktu keberangkatan hingga bikin sedikit terlambat. Aduh, waktu giliran gantian penumpang juga mereka masih duduk dengan santainya di atas sehingga ada penumpang di deck bawah yang tidak kebagian merasakan deck atas sama sekali. Capek deh. Kekesalan kedua dan yang paling bikin keki adalah sama seorang mas-mas yang membawa dua orang turis asing yang sepertinya berasal dari China, Taiwan atau Hongkong berdasarkan hasil pendengaran saya dari percakapan mereka. Awalnya si mas ini dan dua orang turis asing itu waktu berangkat duduk di deck bawah karena deck atas sudah penuh oleh penumpang. Sesampainya di pemberhentian pertama, saya dan teman-teman saya yang turun untuk memfoto Patung Slamet Riyadi pun kaget waktu mau naik. Tempat kami telah diduduki sama si mas dan kedua turis asing tersebut dengan berlagak memasang tampang tanpa dosa sekaligus sok bloon. Saya pun protes kepada si mas, meminta kursi saya dikembalikan. Apa kata si mas? Dengan ngeyelnya dia bilang, "tadi saya sudah bilang ke petugas dan diperbolehkan. Katanya nanti tiap berhenti bakal dirolling terus". Heh? Please deh mas, saya ndak bego-bego amat. Saya sudah tahu kalau nanti giliran gantian penumpang bakalan diadakan di pemberhentian kedua yakni di Taman Satwa Jurug! Malas ribut saya pun ngalah dan duduk di deck bawah yang lebih dingin dan nyaman. 

Selamat menikmati tangga mas :p

Waktu pembalasan pun datang, ketika di Taman Satwa Jurug salah seorang petugas meminta para penumpang di atas untuk turun dan bergantian dengan yang bawah (well, kecuali satu keluarga yang belagu itu). Saya dan teman-teman saya pun bergegas untuk naik dan mendapatkan kursi kami kembali. Eh si dua turis asing ini nekat naik lagi ke atas dan langsung menduduki dua kursi di belakang kami. Grrrr. Saya yang melihat si mas berjalan ke arah kami, langsung sesegera mungkin menaruh tas di sebelah kursi saya yang kosong. Kebetulan kursi yang kosong ya tinggal satu yakni yang di sebelah saya. Si mas pun berlagak memalingkan muka, berbicara sebentar sama kedua turis asing itu dan akhirnya sepanjang perjalanan pulang dia harus duduk di tangga penghubung lantai atas dan bawah. Rasakan! Well Mas, Mbak, Bapak, Ibu, Mr, Mrs, Miss i don't care who you are. Nor your nationality or your gender. Rule is rule and we're on the same boat as a traveler anyway. Please be a nice traveler or you will end sitting in a stair on the way back. Thanks. Hahahah puas!

Salam Kupu-Kupu ^^d

10 comments:

  1. Replies
    1. eh ada mbak fiesta, terima kasih sudah mampir kembali. :D

      Delete
  2. Mantap , like this !

    ReplyDelete
  3. wah...makasih lho mas info buat reservasi tiketnya :D
    werkudara masuk agenda turing saya, hehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama-sama mas. terima kasih sudah mampir. have a nice touring. :)

      Delete
  4. finally...saya numpak werkudara juga, mas. haha...
    http://go-blogeverywhere.blogspot.com/2014/09/si-tinggi-merah-bis-werkudara.html

    ReplyDelete
  5. Setelah dr jurug ada pemberhentian lagi tidak ya?
    Klo semisal kita mau turun di tengah perjalanan boleh tidak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ndak ada, mas. Bisa kok, tinggal bilang aja ke sopir atau petugas yang bertugas di bus. :)

      Delete