Friday, May 13, 2016

Kuliner Kota Magelang: Jajan Di Kupat Tahu Pak Slamet



Seusai berkeliling di Monjali, kedua orang tua saya mengajak untuk berwisata kuliner di Kota Magelang. Tanpa menunggu lama, kami langsung satu suara untuk mencoba "Kupat Tahu" - salah satu makanan khas dari Bumi Tidar - berhubung saya, mama dan adik belum pernah mencobanya. Awalnya, saya yang menyetir sempat hendak menghentikan mobil di Blabak - nama suatu daerah di Magelang yang memang dikenal sebagai sentra penjual kupat tahu. Namun, papa hanya bergeming dan menyuruh saya tetap mengarahkan mobil ke pusat kota, menuju ke Warung Kupat Tahu Pak Slamet.


Pencarian warung kupat tahu ini berjalan cukup alot karena papa agak lupa dimana lokasi persis warungnya. Saya dan adik yang sama-sama sudah menahan lapar sedari pagi mulai merasa tak sabar. Untungnya, ketika kami asal mengambil jalan, eh, papan nama "Kupat Tahu Pak Slamet" terpampang di sisi kiri jalan.

Katanya, ada dua warung kupat tahu yang terkenal di Kota Magelang: Kupat Tahu Pak Pangat dan Kupat Tahu Pak Slamet. Saya kurang paham manakah di antara keduanya yang paling enak karena bagaimanapun itu adalah kali pertama saya jajan kupat tahu.

Warung Kupat Tahu Pak Slamet yang kami datangi berada di pusat kota, tepatnya di Jalan Tentara Pelajar Kios No 8. Jalan Tentara Pelajar sendiri adalah salah satu jalan yang mengarah ke Alun-Alun Kota Magelang.

Warung itu kecil dan sempit. Kami sekeluarga langsung menjajah satu meja panjang yang berada paling dekat dengan pintu. Setiap meja dipenuhi oleh beraneka ragam makanan ringan yang bisa dimakan sebagai cemilan atau teman makan kupat tahu nanti, di antaranya: gorengan, sate udang, pisang rebus, gula kacang, keripik, dan berbagai jenis kerupuk.


Papa, Mama dan Wawa ketika menunggu pesanan
mereka dibuat.


Beberapa makanan ringan yang bisa dicemil: pisang rebus,
sate udang dan gorengan. Di atasnya ada berbagai jenis
kerupuk.

Saya dan adik bergegas mencomot satu biji gorengan dingin yang ada di piring depan kami sebagai pengganjal perut. Saya sempat menengok sebentar ke proses pembuatan kupat tahu yang tak memakan waktu lama itu. Unik, mengingat setiap bumbunya dihaluskan langsung di masing-masing piring pesanan pembeli.

Meja pembuatan kupat tahu. Bumbu seperti cabai rawit dan
bawang putih dihaluskan di atas piring sebelum kemudian
disiram dengan kuah kacang.

Ketika pesanan saya diantar, saya tak buru-buru memakannya. Seporsi Kupat Tahu Pak Slamet bisa dikatakan tidaklah banyak. Isiannya terdiri atas: irisan ketupat, tahu goreng, bakwan, kol mentah, tauge rebus, potongan seledri, dan sejumput bawang merah goreng. Seluruh isian itu terendam oleh kuah kacang yang banyak dan encer.

Seporsi Kupat Tahu Pak Slamet. Porsinya pas kalau buat saya,
tak terlalu sedikit dan tak kebanyakan juga.

Kalau soal rasa, kupat tahu ini sebenarnya enak tapi bagi saya, terasa terlalu manis. Walau saya dipesankan "cukupan", tapi kontur rasa yang paling dominan adalah rasa manis. Saya tertolong sekali dengan adanya lombok hijau mentah yang ada di piring gorengan, jadi saya makan kupat tahu sambil melahap lombok-lombok hijau mentah itu.

Kebalikan dengan saya, adik yang memang doyan masakan manis tampak lahap memakan kupat tahu miliknya, bahkan sampai tak menyisakan sedikitpun kuah di atas piring. Luar biasa.

Kupat Tahu Pak Slamet ini harganya terjangkau. Kami yang memesan lima porsi kupat tahu, mencomot berbagai macam makanan ringan hanya dikenai biaya sebesar Rp 74.000,00 sudah termasuk minum. Cukup murah, bukan?

Salam Kupu-Kupu dan mari menjadi pejalan yang bertanggungjawab. ^^d

2 comments:

  1. Pertama dan terakhir kali ke sini sekitar tahun 2007 Bro. Dan yang bikin kaget, dapet info dari penjualnya kalau harganya naik Rp500 tiap tahun. Entah bener atau nggak. Kalau nggak salah waktu itu seporsi harganya Rp7.000.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Eeeeh, serius mas?
      Kalau bener, berarti kemarin aku beli harganya sekitar Rp 11.500,00 dong? Wah, gak ngeh aku malah. Gak ada daftar harganya soale.

      Delete