Wednesday, March 12, 2014

Berkunjung Ke Pionir Tahu Serasi Bandungan



Masih ada satu tempat yang saya dan Yanta kunjungi sehabis riang bermain air di Grojogan Klenting Kuning. Lagi-lagi, ini rencana dadakan dari saya pribadi. Berawal dari rasa lapar, mendadak saya teringat walau sudah sebesar ini kok rasanya belum pernah sekalipun saya makan tahu serasi-salah satu produk makanan asli daerah Bandungan. Padahal, saya sering melewati Bandungan ketika hendak ke tempat-tempat wisata yang ada di sekitar sana. Curahan hati ini pun kemudian saya sampaikan kepada Yanta. Selanjutnya tanpa diduga, ia mengajak untuk mampir sejenak sebelum pulang ke Salatiga. Katanya lagi, Yanta tahu dimana pionir tahu serasi berada sebab dulu ia pernah melakukan survei di daerah itu. Wah, asyik! Saya langsung mengiyakan ajakannya tanpa berpikir dua kali. Kapan lagi kan, ya?

Yanta mengajak saya memasuki pelataran rumah yang relatif kuno dibandingkan bangunan penginapan-penginapan di sekelilingnya. Rumah kuno dengan pelataran luas ini letaknya tepat berada di depan Hotel Nugraha Wisata. Saat pertama kali masuk, saya agak menyangsikan apa benar ini tempat yang dimaksud oleh si Yanta. Namun begitu melihat ada papan nama "Tahu Serasi Oom Shin" dan melihat ada semacam pabrik tahu persis di samping rumah, saya pun yakin.

Logo Oom Shin di dinding pagar rumah

Yap, dari halaman yang sekaligus difungsikan sebagai area arkir pengunjung, kami bisa melihat dengan jelas ada pabrik tahu beserta toko sederhana. Terlihat pula beberapa pasang kursi dan meja alumunium diperuntukkan bagi pengunjung yang ingin makan di tempat. Yanta pun segera mendekati meja kasir dan disambut oleh seorang pria yang menanyakan pesanan kami. Saya serahkan urusan pesan memesan kepada Yanta, saya lebih memilih mengedarkan pandangan ke segala penjuru. Ada beberapa ornamen khas China menempel pada dinding dan atas lemari tua tepat di belakang meja kasir. Ada pula beberapa potrait foto orang yang saya kurang paham mereka siapa. 

Daftar harga, semua naik gara-gara
harga bahan baku naik

Selain menjual tahu dan sari kedelai, disini juga menjual
makanan-makanan tradisional


Sebuah kertas pengumuman tertempel di dinding yang menjelaskan kalau pabrik ini sudah berdiri sejak tahun 1980 dan mengklaim tidak memiliki agen selain pabrik ini. Tak lama, seorang wanita yang bertugas sebagai pelayan beserta pekerja pabrik mendatangi dan menyerahkan pesanan kami. Dua cangkir besar sari kedelai dan satu bungkus tahu kuning goreng sudah berada di meja. Semuanya dalam kondisi hangat. Pertama kali saya mencoba sari kedelainya, satu teguk, dua teguk masuk ke dalam kerongkongan. Sebagai salah satu penikmat susu kedelai, saya mengakui kalau di tempat ini susu/sari kedelainya terasa lebih kental dengan campuran rasa dominan manis dengan sedikit pahit dan sepat.

Tahu serasi

sari kedelai


Saatnya mencoba tahu serasi sang primadona tempat ini. Tahu (tofu) yang kami pesan adalah tahu kuning goreng. Satu bungkusnya berisi 10 buah. Saya pun mengambil satu dan menikmati setiap gigitan. Buat saya pribadi, tahunya enak. Teksturnya lebih padat, lebih lembut dan juga lebih chewy dibandingkan tahu yang biasanya saya beli di pasar atau tukang sayur. Sembari asyik mengunyah, kami bisa bercakap-cakap sambil menyaksikan proses pembuatan tahu yang dilakukan oleh para karyawan. Kami juga bisa melihat beberapa ekor ayam kalkun yang dipelihara tepat di samping pabrik.

para pekerja

sibuk membuat tahu

Baru makan dua buah tahu, perut saya langsung kenyang. Apalagi sari kedelainya juga terasa mengenyangkan. Namun sebelum meninggalkan tempat itu, kami berdua memutuskan membeli sari kedelai lagi sebagai buah tangan. Saya pribadi memang lebih jatuh hati kepada sari kedelainya dibandingkan dengan si tahu serasi. Selain mengenyangkan, minum sari kedelai juga bisa membuat tubuh menghangat. Cocok kan untuk melawan cuaca di Bandungan yang sejuk? Err, mungkin ada pula pengaruh dari harganya yang lebih terjangkau dibandingkan tahu serasi kali ya. Ahahah. :p

Salam Kupu-Kupu ^^d

No comments:

Post a Comment