Pagi itu rasanya berat sekali. Walaupun sudah selesai mandi dan beberes, namun kenyamanan kamar hotel yang saya tempati membuat saya malas beranjak kemana-mana. Semakin malas setelah menyadari kalau hari itu adalah hari terakhir jalan-jalan kami di Pulau Lombok. Waktu terasa cepat sekali berjalan kalau kita tengah bersenang-senang. Untung saja ada Uul, teman yang terus mengingatkan kalau ada tempat lagi yang harus kami kunjungi sebelum pulang ke Pulau Jawa.
Tuesday, September 30, 2014
Lombok Hula Trip Day 3 - Kalap Di Cakranegara Dan Kunjungan Tak Terduga Ke Rembitan
Pagi itu rasanya berat sekali. Walaupun sudah selesai mandi dan beberes, namun kenyamanan kamar hotel yang saya tempati membuat saya malas beranjak kemana-mana. Semakin malas setelah menyadari kalau hari itu adalah hari terakhir jalan-jalan kami di Pulau Lombok. Waktu terasa cepat sekali berjalan kalau kita tengah bersenang-senang. Untung saja ada Uul, teman yang terus mengingatkan kalau ada tempat lagi yang harus kami kunjungi sebelum pulang ke Pulau Jawa.
Thursday, September 18, 2014
Lombok Hula Trip Day 2 - Gili Trawangan: Ini Di Indonesia?
Pertanyaan itu langsung terlintas di kepala saya begitu menjejakkan kaki di Gili Trawangan. Bukan, bukan karena keindahan pantai pasir putih dan gradasi warna air lautnya yang menakjubkan. Bukan pula gara-gara keramahtamahan para penduduk aslinya. Hmm, pertanyaan itu justru muncul sebab apa yang saya lihat di depan mata adalah sebuah pulau nan padat oleh foreigners, atau kalau masyarakat kita biasa menjuluki mereka dengan sebutan bule. Well, ain't it good?
Friday, September 12, 2014
Lombok Hula Trip Day 1 - Menyisir Kawasan Senggigi
Bus DAMRI yang kami berdua tumpangi mulai berjalan meninggalkan Bandara Internasional Lombok. Siang itu jalanan tampak lenggang sehingga bapak sopir melajukan bus dengan lumayan kencang dan agak ugal-ugalan. Saya jadi teringat perjalanan Solo-Surabaya kemarin malam dengan menggunakan Bus Sumber Selamat. Gaya menyetir sopir bus DAMRI ini mirip sekali dengan gaya menyetir sopir Sumber Selamat. Sempat kaget juga, apalagi ukuran busnya kan jauh lebih kecil, ditambah bapak sopir gemar sekali memainkan klakson sepanjang jalan. Bus yang semula penuh perlahan-lahan menjadi sepi karena satu persatu penumpang turun selama perjalanan. Hanya tersisa lima orang penumpang termasuk kami berdua yang turun di pemberhentian terakhir bus, Senggigi-salah satu pusat kawasan turis di Pulau Lombok.
Thursday, September 4, 2014
Lombok Hula Trip Prolog - Sebuah Perjalanan Yang Diawali Dari Persahabatan Dan Keberuntungan
“And then, as if written by the hand of a bad novelist, an incredible thing happened.”
― Jonathan Stroud, The Amulet of Samarkand
Seorang pria duduk termangu di sudut bandara yang tampak asing bagi dirinya. Setengah tak percaya kalau nasib baik telah membawa dirinya kemari. Mujur, kalau kata orang-orang. Bagaimana tidak, ini penerbangan pertamanya seorang diri, ke tempat yang bahkan selama ini hanya ada di angan-angan, dan bagian terbaiknya adalah penerbangan itu baik datang maupun pulang nanti bisa dikatakan nyaris gratis. Err, pria itu? Iya, itu saya. Saya yang saat itu tengah menanti seseorang. Orang yang membuat perjalanan kali ini bagaikan perjalanan dalam mimpi semata.
Subscribe to:
Posts (Atom)